SEKATOJAMBI.COM, TANJAB TIMUR – Kelompok Tani di Kelurahan Simpang, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung (Tanjab) Timur mengalami kerugian besar.

Hasil panen padi di tahun 2024 yang mengalami penurunan hingga 50 persen, yang artinya berbanding jauh dari tahun sebelumnya membuat para petani rugi.

Hal tersebut dikarenakan sebagian lahan sawah milik kelompok tani terendam banjir akibat luapan air sungai Batanghari yang meningkat.

Selain itu juga karena adanya serangan hama tikus dan hama wereng.

Salah satu Petani di Kelurahan Simpang, Apri Anto menyebut dalam 1 hektar paling banyak hanya mendapatkan 31 sak karung, bahkan di Kelompok tani lain hanya mendapat 4 karung.

“Pokoknya dalam tahun ini gagal total, kita tidak mampu menjual, tapi untuk konsumsi sendiri aja, karena minimal kalau mau jual harus ada stok 1 tahun untuk dirumah,” jelasnya, Senin (4/03/24).

Lanjutnya, biasanya dalam satu hektar, jika kondisinya normal bisa menghasilkan 40 sak karung, bahkan jika kondisi pupuk bagus dan sesuai dengan kadar air para Petani mampu menghasilkan 60 sak karung gabah.

Untuk harga gabah sendiri saat ini jika Gudang yang ambil dipatok dengan harga Rp 10 ribu perkilogram, dan kalau jual lagi Rp 12 ribu perkilogramnya.

“Yang jelas kalau untuk bibit padi tidak masalah, namun yang jadi masalah adalah hama padi itu sendiri, ditambah lagi banjir. Jadi, kalau untuk sekarang kita untuk konsumsi pribadi saja, tapi kalau untuk pasokan ke Kabupaten sepertinya tidak terkejar,” tutupnya.