SEKATOJAMBI.COM, KERINCI – Musim kemarau panjang menyebabkan ratusan hektar sawah di Kabupaten Kerinci mengalami kekeringan.
Kondisi ini mengancam gagal panen bagi para petani, karena debit air sungai yang menurun drastis menyulitkan pengairan lahan.
Kekeringan berdampak pada tanaman padi yang mulai menguning dan mengalami perlambatan pertumbuhan. Bahkan, beberapa lahan sudah tidak dapat lagi digarap.
Petani di sejumlah desa, terutama di Kecamatan Depati Tujuh dan Kecamatan Air Hangat Timur, serta desa-desa lain di Kabupaten Kerinci, melaporkan kesulitan serupa.
Para petani sangat mengharapkan bantuan pemerintah, khususnya dalam perbaikan saluran irigasi dan penyediaan bibit jagung sebagai alternatif tanaman di lahan yang terdampak kekeringan.
Beberapa petani menyoroti perlunya solusi konkret terkait irigasi, seperti perbaikan saluran yang rusak dan pembangunan sistem irigasi yang memadai.
Kondisi ini tidak hanya mengancam hasil panen, tetapi juga ketahanan pangan lokal. Oleh karena itu, petani berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk mengatasi krisis irigasi dan menyelamatkan mata pencaharian mereka.
“Saya minta Dinas Pertanian Kerinci segera turun langsung ke lapangan, jangan hanya menunggu laporan,” ujar seorang petani dari Kecamatan Depati Tujuh dengan nada kecewa.
“Kami mengalami kerugian besar dan sangat berharap perhatian dari pemerintah,” tambahnya.
Kekeringan ini semakin memperburuk kondisi perekonomian Kerinci yang sangat bergantung pada sektor pertanian.
Petani mendesak Pemerintah Kabupaten Kerinci, khususnya Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, serta anggota DPRD Kabupaten dan Provinsi Jambi, untuk menepati janji politik mereka dalam memperjuangkan kesejahteraan petani.
“Kami butuh wakil rakyat yang benar-benar peduli, bukan hanya datang saat kampanye,” kata Gusli, salah satu warga Kerinci.
Ia menjelaskan banyak saluran irigasi yang kering sementara bantuan air belum merata. Beberapa petani bahkan beralih profesi demi bertahan hidup.
Mereka berharap pemerintah memberikan bantuan pompa air atau membuat irigasi darurat.
“Kekeringan bukan sekadar soal gagal panen, ini menyangkut perut keluarga, pendidikan anak, dan keberlangsungan hidup desa. Jeritan petani adalah panggilan darurat untuk menyelamatkan sektor pangan negeri ini,” tutup Gusli.
Di tengah upaya nasional menuju swasembada pangan yang digaungkan Presiden dan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, masyarakat berharap masalah irigasi di Kerinci segera mendapat solusi konkret.
Harapan terakhir disematkan kepada Bupati Kerinci agar segera turun tangan dan memberikan solusi nyata untuk menyelamatkan mata pencaharian petani sebelum terlambat.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kerinci, Radium Galis, saat dikonfirmasi belum memberikan tanggapan. (*)