SEKATOJAMBI.COM, SUNGAI PENUH – Program normalisasi Sungai Air Sempit di Kecamatan Tanah Kampung, Kota Sungai Penuh, kembali menuai sorotan. Hanya sebulan setelah pengerjaan, kondisi sungai tersebut sudah mengalami pendangkalan.
Pantauan di lapangan, aliran sungai yang sebelumnya dinormalisasi kembali tertutup endapan tanah. Pengerukan dinilai tidak maksimal lantaran tidak menyentuh dasar maupun sisi tepi sungai.
Sejumlah warga menyebut proyek ini hanya seremonial tanpa memberi dampak nyata.
“Baru sebulan digali, kok sudah dangkal lagi. Normalisasinya terkesan asal-asalan, hanya ambil sampah di permukaan, tidak sampai ke dasar sungai,” ujar Fahri, warga setempat, Minggu (31/8/2025).
Kritik juga datang dari DPRD Kota Sungai Penuh. Anggota dewan dari Partai Golkar, Fahruddin, menilai pekerjaan kontraktor tidak sesuai harapan masyarakat. Menurutnya, inti normalisasi adalah mengangkat lumpur agar aliran lancar dan tidak menimbulkan genangan.
“Coba lihat sawah di samping sungai tetap tergenang. Permukaan air sejajar dengan sawah, bagaimana bisa kering? Karena pengerjaannya hanya sebatas membersihkan sampah di atas tanpa mengeruk kedalaman sungai,” kata Fahruddin lewat siaran langsung di akun Facebook pribadinya.
Masyarakat berharap pemerintah daerah segera mengevaluasi proyek ini. Mereka menekankan agar anggaran yang digunakan benar-benar memberi manfaat nyata, terutama dalam pengendalian banjir dan mendukung pertanian warga di sekitar aliran Sungai Air Sempit.


























