SEKATOJAMBI.COM, JAMBI – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi, Sudirman menanggapi aksi unjuk rasa siswa SMKN 7 Tanjung Jabung Barat.
Ia mengatakan bahwa demo merupakan suatu bentuk penyampaian aspirasi dari siswa untuk memperbaiki sekolah tersebut.
“Ya gak apa-apa, kalau demo kan bagian dari aspirasi itu, bagian dari aspirasi siswa, orang tua, wali murid atau siapa pun merupakan bagian dari aspirasi, tentunya dalam rangka untuk memperbaiki,” tuturnya, Selasa (14/10/2025).
Selain itu, ia menyampaikan akan mendalami terlebih dahulu apa yang membuat para siswa berdemo di sana hingga menuntut turunkan kepala sekolah (Kepsek) dari jabatannya.
“Tata kelola manajemen di sekolah ya, cuma nanti terkait dengan tuntutan itu perlu didalami kembali oleh Dinas Pendidikan ya, biar Dinas Pendidikan dulu turunkan tim untuk mengecek kebenaran tuntutan itu,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia meminta agar dinas pendidikan untuk segera menyelidiki tuntutan dari ratusan siswa tersebut.
“Mungkin penyelenggaraan pendidikan atau berkaitan dengan penggunaan dana yang tidak transparan maupun sebagainya. Biar Dinas Pendidikan yang akan melakukan investigasi, ke lapangan mengecek kondisi yang terjadi SMKN 7 Tanjab Barat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Harmonis menyampaikan bahwa pihaknya baru menerima informasi terkait hal tersebut dan akan segera menindaklanjutinya.
“Kami akan menindaklanjuti terkait tuntutan yang disampaikan oleh para siswa, dan dalam waktu dekat kami akan meminta pengawas pendamping satuan pendidikan untuk turun langsung melakukan mediasi dengan siswa yang menyampaikan aspirasinya,” katanya.
Ia juga mengimbau kepada seluruh siswa, khususnya siswa SMK, agar kedepan lebih fokus pada proses pembelajaran.
Menurutnya, segala kekurangan yang ada di sekolah, baik sarana maupun prasarana, sebaiknya disampaikan melalui mekanisme yang tepat.
“Kami berharap penyampaian aspirasi dapat dilakukan melalui jalur diskusi atau usulan resmi melalui OSIS. Dengan demikian, aksi unjuk rasa tidak perlu terjadi lagi, karena pada dasarnya siswa, guru, kepala sekolah, dan orang tua merupakan satu keluarga besar dalam satuan pendidikan,” pungkasnya.