SEKATOJAMBI.COM, SUNGAI PENUH – Kekerasan brutal antar pelajar terjadi di Kota Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci. Seorang pelajar berusia 16 tahun, berinisial ZK, warga Desa Simpang Tiga, Kecamatan Hamparan Rawang, mengalami luka serius setelah dikeroyok sekelompok pelajar yang diduga berasal dari Desa Koto Baru.
Insiden terjadi di kawasan kebun stroberi arah Puncak, sebuah lokasi wisata yang biasanya ramai dikunjungi warga. Namun pada hari kejadian, lokasi tersebut berubah menjadi arena kekerasan yang nyaris merenggut nyawa korban.
Korban ditemukan dalam kondisi kritis, dengan luka berat di kepala akibat sebuah kunci motor yang tertancap menembus tengkoraknya. Hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa benda logam itu masuk cukup dalam dan memerlukan penanganan intensif oleh tim medis.
“Kondisinya sangat parah. Kami sangat terpukul melihat keadaannya. Saat ini dokter masih berusaha menyelamatkan nyawanya,” ujar salah satu anggota keluarga korban.
Pihak keluarga telah melaporkan kasus ini ke Polres Kerinci dan menuntut agar para pelaku segera ditangkap. Mereka menilai tindakan pengeroyokan ini tidak bisa dianggap sebagai kenakalan remaja biasa.
“Ini bukan sekadar tawuran. Ini tindakan kriminal yang membahayakan nyawa. Polisi harus bertindak cepat dan tegas,” tegas pihak keluarga.
Hingga berita ini diturunkan, Polres Kerinci belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait perkembangan penyelidikan. Namun desakan publik untuk penanganan tegas terus menguat, terutama dari kalangan tokoh adat dan masyarakat.
Sejumlah tokoh adat dan warga menilai kasus ini sebagai alarm serius terhadap meningkatnya kekerasan di kalangan pelajar. Mereka mendesak aparat penegak hukum untuk memproses pelaku secara pidana, guna memberi efek jera dan mencegah kejadian serupa terulang.
“Jika dibiarkan, ini bisa memicu konflik lanjutan antar kampung. Penegakan hukum harus jelas dan transparan,” ujar salah satu tokoh adat setempat.
Kasus ini menambah daftar panjang kekerasan antar remaja di wilayah Jambi yang dinilai belum tertangani secara sistemik. Diperlukan peran bersama antara aparat, sekolah, dan masyarakat untuk mencegah eskalasi kekerasan di lingkungan pelajar.