SEKATOJAMBI.COM, MUARO JAMBI – Curah hujan yang tinggi selama sebulan terakhir menyebabkan banjir mendadak di lahan persawahan tadah hujan di Kecamatan Jaluko dan Kecamatan Jambi Luar Kota (Jaluko) Kabupaten Muaro Jambi.
Banjir dengan ketinggian air sekitar 20 sentimeter ini merendam tanaman padi yang baru berusia tiga hingga lima minggu, sehingga mengancam masa pertumbuhan dan kualitas hasil panen petani setempat.
Petani di Desa Rengas Bandung, Kecamatan Juluko khususnya merasakan dampak serius dari banjir tersebut. Kondisi ini telah berlangsung lebih dari dua pekan dan membuat para petani khawatir tanaman padi mereka akan membusuk akibat genangan air yang tidak kunjung surut.
“Kami sudah berusaha membuat jalur air darurat untuk mengalirkan kelebihan air ke parit-parit di tepi sawah, tetapi curah hujan yang sangat tinggi membuat air tetap bertahan di lahan,” kata Abdul Gani petani setempat.
Abdul Gani menyampaikan, bahwa curah hujan yang mengguyur secara intensif tersebut menyebabkan debit air di persawahan tadah hujan terus meningkat hingga meluap dan menenggelamkan tanaman padi yang sedang masa kritis pertumbuhan.
Kondisi ini, kata dia, tentunya sangat merugikan bagi petani yang mengandalkan musim tanam ini sebagai sumber penghasilan utama.
“Selain risiko tanaman membusuk, banjir juga berpotensi menurunkan produktivitas hingga kualitas hasil panen padi,” sampainya.
Sukerman, petani lainnya, mengungkapkan harapannya agar pemerintah daerah dan pihak terkait segera membangun embung atau waduk penampungan air di sekitar persawahan.
Pembangunan embung ini, kata dia,dinilai strategis untuk mengelola air di lahan tadah hujan, sekaligus menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi risiko gagal panen akibat cuaca ekstrem.
“Dengan adanya embung, kami berharap sawah kami tidak lagi terdampak banjir saat musim hujan dan tetap memiliki cadangan air saat musim kemarau tiba,” ujarnya.


























