SEKATOJAMBI.COM, KOTA JAMBI – Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Jambi melakukan kunjungan lapangan ke Terminal Rawasari, Kamis (20/11/2025), untuk meninjau pemanfaatan fasilitas terminal sekaligus mengevaluasi usulan anggaran Rp1 miliar untuk program bus listrik.
Kunjungan dipimpin Ketua Banggar DPRD Kota Jambi, Kemas Faried Alfarelly, bersama sejumlah anggota.
Dalam peninjauan tersebut, Banggar menemukan banyak fasilitas terminal yang belum dimanfaatkan secara optimal. Dari total 27 kios yang tersedia di area terminal, hanya 10 unit yang saat ini beroperasi.
“Fasilitas publik ini milik pemerintah dan seharusnya dapat dimanfaatkan seluas-luasnya untuk kepentingan masyarakat tanpa menimbulkan beban biaya. Jika bisa diberdayakan, tentu akan meningkatkan kreativitas dan ekonomi warga,” ujar Kemas Faried.
Ia menambahkan, Terminal Rawasari memiliki ruang rooftop yang berpotensi dikembangkan sebagai area kegiatan komunitas atau ruang kreatif bagi anak muda.
Karena itu, ia mendorong Dinas Perhubungan untuk aktif mengajak masyarakat memanfaatkan fasilitas tersebut.
Selain meninjau fasilitas terminal, Banggar juga membahas rencana pembiayaan transportasi bus listrik yang saat ini masih bersifat investasi.
Menurut Kemas Faried, keputusan terkait kelanjutan program tersebut akan ditentukan berdasarkan kemampuan keuangan daerah ke depan.
“Semua masih dalam tahap pembahasan di Banggar. Apakah dilanjutkan atau tidak, itu tergantung kesiapan anggaran daerah,” katanya.
Sementara itu, anggota Banggar DPRD Kota Jambi, Zayadi, menilai rencana pembiayaan bus listrik bernilai Rp1 miliar itu belum tepat sasaran.
Ia menyoroti manfaat bus listrik yang dinilai tidak sebanding dengan besarnya anggaran yang digelontorkan.
“Hanya beberapa unit bus listrik sudah memakan biaya sampai Rp1 miliar. Padahal dari pengecekan di terminal, masih ada sekitar 60 angkot yang beroperasi dan kondisinya sangat memprihatinkan,” ujar Zayadi.
Ia mempertanyakan efektivitas anggaran tersebut, mengingat keberadaan bus listrik dinilai hanya menyentuh segelintir pihak saja, terutama pengusaha dari luar Kota Jambi.
“Jika anggaran sebesar itu dialihkan untuk subsidi angkot, manfaatnya jauh lebih besar. Rakyat yang menggunakan angkot setiap hari bisa merasakan langsung, dan pemilik angkot yang saat ini hidup segan mati tak mau bisa terbantu,” tegasnya.
Zayadi juga menilai bahwa penguatan armada angkot justru lebih mendukung pemanfaatan Terminal Rawasari. Terminal tersebut, menurutnya, sudah menghabiskan anggaran daerah hingga puluhan miliar, sehingga revitalisasi moda transportasi rakyat menjadi penting agar terminal tetap hidup.
“Tanggung jawab pemerintah adalah menghidupkan kembali terminal ini. Karena itu, saya secara pribadi menilai anggaran Rp1 miliar lebih baik dialihkan ke subsidi angkot, bukan untuk bus listrik,” tutupnya.


























