SEKATOJAMBI.COM, TANJABTIM – Belum hilang trauma warga Desa Air Hitam Laut, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjab Timur atas kejadian buaya liar yang menerkam dan menewaskan anak usia 14 tahun pada hari Sabtu 24 Mei 2025 yang lalu, kini keresahan kembali menyelimuti warga setempat.
Belum lama ini, buaya liar berukuran cukup besar kembali muncul di kawasan pemukiman warga Desa Air Hitam Laut.
Atas kejadian ini, Kades Air Hitam Laut, M. Ardhansyah, telah mengambil langkah tanggap darurat dengan menyurati secara resmi Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, Provinsi Sumatera Barat.
“Untuk mengantisipasi munculnya kasus serupa seperti sebelumnya dan juga untuk menjaga keselamatan warga, kami telah mengirim surat ke BPSPL Padang. Kami minta agar kemunculan buaya liar di kawasan pemukiman warga ini bisa mendapat penanganan dari pihak BPSPL,” ungkapnya.
Surat permohonan tersebut juga ditembuskan kepada sejumlah instansi terkait. Diantaranya Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi, Bupati Tanjab Timur, Camat Sadu serta Kapolsek Sadu, sebagai bentuk koordinasi lintas sektor.
Akan tetapi, hingga pertengahan bulan ini, kemunculan buaya liar masih terus terjadi. Dimana, pada Sabtu 14 Juni 2025, seorang pengguna media sosial yang diduga merupakan warga setempat mengunggah foto dan pernyataan mengenai kemunculan hewan bergigi gergaji tersebut yang kini sudah mendekati permukiman warga.
Dalam unggahannya, warga tersebut menyebutkan, “Makin makin buayanya udah naik sampe depan rumah pinggir jalan besar. Tolong lah perhatian nya untuk hewan ini meresahkan sekali ini. Jangan sampe nunggu ada korban lagi”ujar warga.
Unggahan tersebut mendapat banyak respons dan memperkuat kekhawatiran warga setempat terhadap ancaman nyata dari hewan liar tersebut yang tidak hanya muncul di sungai, tetapi kini mendekati rumah warga.
Pemerintah Desa Air Hitam Laut dan masyarakat berharap instansi terkait segera memberikan respons nyata dengan melakukan tindakan di lapangan, demi keselamatan warga yang kini hidup dalam kekhawatiran akan serangan buaya susulan.
Tim Redaksi