SEKATOJAMBI.COM, MUARO JAMBI – Candi Muaro Jambi kembali menjadi pusat spiritual umat Buddha, Selasa (3/6/2025), saat digelarnya prosesi Upasampada atau penahbisan 9 Bhikkhu oleh Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB) Jinarakkhita Lampung, bekerja sama dengan aktivis agama Buddha Provinsi Jambi.

Selain penahbisan, kegiatan keagamaan ini juga mencakup ritual Pabbajja Samanera dan Samaneri, yaitu pelatihan spiritual awal bagi calon Bhikkhu (Samanera) dan Bhikkhuni (Samaneri), yang akan berlangsung selama 9 hari, hingga 11 Juni 2025.”Candi Muaro Jambi dipilih karena nilai sejarahnya yang kuat, termasuk momentum kedatangan Guru Atisha Dipankara ke lokasi ini di masa lampau,” ujar Ketua Pelaksana, Bhikkhu Bhdra Surya Phalo.

Hadir langsung dalam kegiatan ini, Dirjen Bimbingan Masyarakat Buddha Kemenag RI, Supriyadi, yang menegaskan bahwa prosesi Upasampada dan Pabbajja merupakan tradisi penting yang terus dilestarikan dalam kehidupan umat Buddha.”Candi Muaro Jambi dahulu adalah pusat pendidikan agama Buddha, setara dengan Nalanda di India. Kita bersama pemda sudah menandatangani nota kesepahaman menjadikan kawasan ini sebagai tempat kegiatan keagamaan Buddha,” jelas Supriyadi.

Sebanyak 125 peserta mengikuti prosesi ini, terdiri dari 120 mahasiswa-mahasiswi STIAB Jinarakkhita Lampung serta 5 orang aktivis Buddha dari Jambi. Seluruh peserta telah menjalani ritual pencukuran rambut (gundul) sebagai simbol meninggalkan keduniawian.Kegiatan yang berlangsung di Candi Kedaton dan Vihara Sakyakirti Jambi ini berjalan aman dan kondusif. Kapolsek Maro Sebo, Iptu Jefri Simamora, memastikan pengamanan dilakukan dengan ketat untuk mendukung kekhusyukan ibadah.

“Pelaksanaan berlangsung dengan lancar, aman, dan penuh khidmat,” ujarnya.Sebagai kompleks percandian Buddha terbesar di Asia Tenggara dengan luas hampir 4.000 hektar, Candi Muaro Jambi adalah saksi bisu kejayaan peradaban dan pendidikan Buddha di masa Sriwijaya. Prosesi ini menjadi bagian dari rangkaian menyambut perayaan Hari Raya Waisak tahun 2025.(Noval)