SEKATOJAMBI.COM, JAKARTA – Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi menyebut pihaknya masih melakukan observasi psikologis terhadap JPP (40), pelaku yang menyerang rumah Dinas Kapolri Listyo Sigit Prabowo di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
“Apakah yang bersangkutan ini mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya, apakah menginsyafi perbuatannya salah atau benar, baru kita bisa tindaklanjuti apakah bisa diproses hukum atau tidak,” kata Hengki, Jumat (15/12/2023).
Hengki menambahkan petugas di lapangan sempat menegur JPP untuk meninggalkan lokasi kediaman Kapolri.
“Pada saat ditegur, yang bersangkutan awalnya menyeberang jalan, tetapi kemudian kembali lagi dan melakukan penyerangan terhadap petugas. Akhirnya bisa diamankan dua petugas, pada saat itu yang bersangkutan tidak membawa senjata apapun apakah senjata tajam, senjata lain, benda tumpul tidak ada, Jadi langsung diamankan,” jelasnya.
Hengki juga menjelaskan JPP sempat ke arah rumah calon presiden (Capres) Prabowo Subianto yang tidak jauh dari rumah Kapolri.
“Sempat ke arah rumah Pak Prabowo, kemudian diusir, kemudian ke arah rumah Pak Kapolri,” ungkapnya.
Hengki juga menjelaskan JPP ini memiliki latar belakang PNS dan juga pernah menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), kemudian juga pernah ambil S2 di Universitas ternama di Yogyakarta.
“Yang bersangkutan kemudian berhenti (resign). Menurut keterangan beberapa teman satu angkatan dan keluarganya sempat mengalami depresi sehingga dibawa ke RSJ Naimata, Kupang, NTT,” ucapnya.
Sebelumnya, seorang pria tidak dikenal berinisial JPP ditangkap oleh petugas Kepolisian usai melakukan penyerangan terhadap penjaga rumah dinas Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (14/12/2023) sekitar pukul 10.30 WIB.


























