SEKATOJAMBI.COM, JAMBI – Gubernur Jambi Al Haris meninjau pelaksanaan Tes Kompetensi Akademik (TKA) di SMAN 8 Kota Jambi.
Al Haris menekankan pentingnya pelaksanaan TKA bagi siswa SMA dan SMK di Provinsi Jambi. Ia berharap pelaksanaan tes ini berjalan lancar dan menghasilkan nilai yang baik, yang akan menjadi data penting bagi pemerintah untuk menentukan intervensi pendidikan ke depan.
Menurut Gubernur, TKA ini sangat bagus karena pemerintah, baik di daerah maupun pusat, akan memiliki data (pegangan) yang jelas mengenai standar kemampuan siswa di setiap sekolah.
“Nanti kita ketahui nilainya berapa di masing-masing sekolah, tentu kami nanti dari pemerintah bisa mengintervensi lagi,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa tujuan utama dari pemetaan ini adalah agar standar pendidikan di Jambi dan daerah lainnya bisa setara dengan standar nasional.
“Agar standar mereka itu sama se-Indonesia,” tambahnya.
Al Haris menambahkan bahwa TKA tidak hanya mengukur kemampuan siswa. Data yang dihasilkan juga akan memotret kualitas tenaga pengajar.
“Ini bagus sekali saya kira. Pemerintah punya data bagaimana tingkat kemampuan peserta didik, termasuk juga kemampuan guru-gurunya nanti, SDM guru dan tenaga pendidikan akan kelihatan nanti di situ,” jelasnya.
Menanggapi kendala logistik seperti kekurangan laptop di beberapa sekolah, Gubernur menjelaskan bahwa ada solusi yang melibatkan partisipasi orang tua untuk memastikan semua siswa bisa mengikuti tes.
“Makanya ini kan ada, misalnya kalau jumlah komputernya (laptop) di situ tidak ada, kita kan minta bantuan orang tua. Ada yang minjamkan laptop pada anak-anaknya. Intinya mereka ikut,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 8 Kota Jambi Acendra mengatakan, sebanyak 552 siswa kelas 12 SMA Negeri 8 Kota Jambi mengikuti Tes Kompetensi TKA yang digelar sebagai salah satu pertimbangan untuk masuk ke perguruan tinggi. Pelaksanaan tes dibagi menjadi 2 gelombang selama 4 hari.
Acendra menjelaskan bahwa TKA ini bersifat opsional atau tidak wajib.
“Total siswa kelas XII kami 562. Karena TKA ini tidak wajib, yang ikut ada 552 anak. Ada 10 anak tidak ikut karena berbagai alasan, mungkin mereka ingin langsung bekerja setelah tamat dan tidak berencana melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,” ujarnya.
Acendra merinci, dari 552 peserta tersebut, 1 siswa terpaksa mengikuti tes dari luar kota.
“1 orang ikut Peran Saka di Gorontalo, jadi yang tes di sini (sekolah) ada 551 siswa,” rincinya.
Untuk mengakomodasi jumlah peserta yang banyak, tes dibagi menjadi 2 gelombang: gelombang pertama pada hari Senin-Selasa dan gelombang kedua pada Rabu-Kamis.
Setiap gelombang terdiri dari 3 sesi per hari, yang berlangsung dari pukul 07:30 WIB hingga 16:00 WIB.
Tantangan teknis dalam pelaksanaan tes adalah ketersediaan perangkat. Acendra menyebutkan bahwa setiap sesi membutuhkan 100 unit laptop, jumlah yang belum dapat dipenuhi sepenuhnya oleh sekolah.
“Alhamdulillah, kami berterima kasih kepada peserta didik dan orang tua. Kami butuh 100 laptop per sesi, sementara sekolah belum punya sebanyak itu. Jadi kita kerja sama dengan orang tua melalui komunikasi yang baik, sehingga laptop dipinjamkan ke sekolah,” ungkapnya.
Ditambahkan selama pelaksanaan TKA, siswa kelas X dan XI tetap belajar dari rumah secara daring sesuai edaran dari Dinas Pendidikan.
Acendra berharap pelaksanaan TKA ini dapat berjalan sukses, baik dari segi pelaksanaan maupun hasil yang diraih para siswa.
“Mudah-mudahan kita berharap dan berdoa, semoga hasilnya juga lebih baik. Tidak hanya sukses pelaksanaan, tapi juga sukses hasilnya,” pungkasnya.


























