SEKATOJAMBI.COM, TEBO – Harimau Sumatera yang terlilit jeratan di Desa Suo-Suo, Kabupaten Tebo, mati setelah mendapatkan perawatan selama 28 hari di Tempat Penyelamat Satwa (TPS) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Senin (9/6/2025) kemarin.
Harimau Sumatera tersebut diketahui dievakuasi pada tanggal 13 Mei 2025 lalu. Dan mati pada tanggal 9 Juni 2025 sekira pukul 21.45 WIB kemarin.
Kepala BKSDA Jambi, Agung Nugroho mengatakan sebelum mati, Harimau Sumatera menunjukkan kondisi tidak nafsu makan, mengalami muntah dan defekasi BAB yang disertai dengan darah.
Ia juga mengatakan bahwa Harimau Sumatera tersebut telah mendapatkan penanganan serta operasi akibat luka jeratannya.
Agung mengatakan bahwa penyebab kematian Harimau Sumatera tersebut diduga karena virus panlekopenia.
“Tim medis TPS BKSDA Jambi sementara menduga penyebab kematian HS karena virus panlekopenia yang ditandai dengan muntah dan diare berdarah,” ujarnya, Selasa (10/6/2025).
Agung menjelaskan pada tanggal 28 Mei 2025, kondisi pelindung luka yang dipasang saat operasi lanjutan pada tanggal 26 Mei 2025 kondisinya sudah terlepas sendiri.
Kemudian tanggal 2 Juni 2025, kondisi Harimau pasca operasi sudah mengalami perkembangan ditandai adanya nafsu makan yang meningkat.
“Dimana setiap pakan yang diberikan petugas mau dimakan. Selain itu Harimau masih terlihat responsif setiap kali ada pergerakan yang mendekatinya,” jelasnya.
Tanggal 4 Juni 2025, kondisi luka Harimau sedikit berair sebagai akibat peradangan sehingga menyebabkan beberapa jaringan mengalami nekrosa dan ada penambahan luka dibagian kaki belakang sebelah kanan.
“Pergerakan kaki depan terlihat pincang yang disebabkan oleh luka yang masih mengalami peradangan,” ujarnya.
Tanggal 8 Juni 2025, kondisi luka masih berair dan masih terjadi peradangan.
Tanggal 9 Juni 2025, kondisi Harimau Sumatera tersebut sudah tidak mau makan.
“Termasuk kambing hidup masih utuh yang dimasukkan ke kandangnya. Pada pagi hari Harimau muntah, ada defekasi BAB yang disertai dengan darah, tubuh HS terlihat sempoyongan, lebih sering berendam dalam kolam bak air,” jelasnya.
Tim melakukan pemberian obat melalui injeksi, namun respon Harimau tidak juga membaik.
“Karena kondisi tersebut tim medis berencana akan melakukan tindakan medis berupa pemberian obat-obatan, infus dan berencana akan menyuapkan makanan, direlokasi ke kandang yang ukurannya lebih kecil untuk memudahkan tim melakukan proses tindakan medis dimaksud,” jelasnya.
Namun pada 9 Juni 2025, sekira pukul 21.45 WIB kondisi Harimau Sumatera tersebut sudah tidak tertolong sebelum dilakukan tindakan medis dimaksud.
Selanjutnya tim melakukan nekropsi pada HS untuk pengambilan sampel untuk menegakkan diagnosis.
Pada saat nekropsi dilakukan tim menemukan beberapa kelainan pada organ bangkai seperti terjadinya peradangan pada lambung, ditemukan cacing pada lambung serta bagian intestine/usus juga mengalami peradangan hebat.
“Sampel hasil dari nekropsi akan dikirim ke Laboratorium PSSP Bogor,” ujarnya.
Setelah nekropsi, bangkai Harimau sementara diamankan dan menunggu petunjuk Tim Tipidter Polda Jambi.
Tim Redaksi