SEKATOJAMBI.COM, JAMBI – Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi memfasilitasi gelaran Bimbingan Teknis Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Madrasah Provinsi Jambi pada Kamis (23/10/2025) di aula Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jambi.
Bimbingan Teknis ini ditujukan kepada para pengawas madrasah dan kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) se-provinsi Jambi yang diharapkan akan bisa menjadi master trainer di wilayah masing-masing.
Ketua Pokjawas Madrasah Proinisi Jambi sekaligus ketua panitia, Alimuddin menjelaskan bahwa tujuan gelaran bimtek ini adalah untuk pemberian pemahaman yang mendalam mengenai filosofi konsep dan pentingnya menanamkan nilai-nilai cinta, kasih sayang, dan toleransi pada dunia Pendidikan madrasah. Sekaligus, strategi percepatan penerapan dan pelaksanaan Kurikulum Berbasis Cinta di satuan kerja masing-masing, sehingga dapat memberi manfaat yang banyak untuk peningkatan mutu pendidikan di madrasah Provinsi Jambi.
Bimtek KBC ini dapat melatih sensitivitas perasaan terhadap perkembangan fenomena sosial yang terjadi di lingkungan pendidikan madrasah.
Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Jambi, Dedi Irama Silalahi mengungkapkan bahwa kurikulum madrasah mengemban dua amanat besar, yaitu membekali peserta didik dengan kompetensi, sikap dan keterampilan hidup agar bisa menghadapi tantangan di zamannya. Dan mewariskan karakter budaya dan nilai-nilai luhur kepada generasi penerus bangsa agar peran generasi kelak tidak terlepas dari akar budaya, nilai agama dan nilai luhur bangsa.
Untuk menjalankan dua amanat besar tersebut, maka kurikulum harus selalu dinamis berkembang untuk menjawab tuntutan zaman. Kurikulum madrasah tidak boleh hanya fokus pada pengetahuan apa yang harus dikuasai peserta didik, namun lebih penting adalah membekali peserta didik kompetensi, sikap, keterampilan hidup (life skills), dan cara berpikir dan bersikap untuk mengantisipasi dan menyikapi situasi yang selalu berubah.
Kurikulum madrasah akan memandu memberikan pilihan-pilihan untuk membentuk karakter, menumbuhkan keberanian berpikir kritis, kreatif dan inovatif harus terus dikembangkan. di samping itu, nilai-nilai agama sebagai spirit kehidupan dunia pendidikan madrasah yang harus ditanamkan secara terintegrasi sejalan dengan implementasi kurikulum itu sendiri. Sehingga, nilai religiusitas mewarnai cara berfikir, bersikap dan bertindak seluruh warga madrasah dalam menjalankan praksis dan kebijakan pendidikan.
KBC muncul atas inisiatif Kementerian Agama untuk memperkuat moral dan karakter bangsa, serta menjawab krisis kemanusiaan seperti perundungan dan intoleransi. KBC diluncurkan untuk mereorientasi pendidikan keagamaan agar lebih holistik, tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga matang secara emosional dan spiritual.
Kurikulum ini dikembangkan melalui uji coba dan masukan dari berbagai pakar, dengan tujuan membentuk generasi yang memiliki empati dan kepedulian terhadap sesama serta lingkungan. Guru sebagai garda terdepan dalam mengimplementasikan kurikulum tidak boleh terjebak menjadikan peserta didik sebagai penampung ilmu pengetahuan belaka. Melainkan, harus fokus kepada pembentukan karakter peserta didik, membekali kompetensi dan keterampilan hidup dengan cara yang lebih kreatif sesuai kebutuhan peserta didik menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Oleh karena itu, guru harus senantiasa meningkatkan kapasitas diri. Diharapkan para guru secara bergotong royong, dengan semangat berbagi, perlu bergabung bersama komunitas-komunitas pendidikan untuk mengasah kompetensi dan memperluas wawasan terkini demi memberi layanan terbaik kepada kemaslahatan peserta didik.
KBC bertujuan untuk menggeser fokus dari sekadar memenuhi memori menjadi membangun karakter yang lebih substansial dan mendalam. dirancang untuk membentuk generasi yang beriman, berakhlak mulia, memiliki empati, dan peduli terhadap sesama serta tanah air.
Seluruh komponen pengelola pendidikan madrasah diharapkan secara bersama- sama memaksimalkan ikhtiar dan mengoptimalkan perannya demi memberi layanan pendidikan yang bermutu, relevan dan berdaya saing.
“Teruslah berbuat dan memikirkan metode terbaik dan efektif yang harus dalam pengelolaan pendidikan madrasah, sehingga madrasah menjadi terbaik, bermutu, terdepan,” dorongnya.
Terhubung secara daring melalui ruang zoom, Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Kurikulum dan Evaluasi pada Direktorat KSKK Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Abdul Basit menuturkan bahwa Kurikulum Berbasis Cinta mengandung elemen positif yang mengambil posisi sebagai jiwa dari penyelenggaraan pembelajaran pendidikan pada implementasi kurikulum nasional yang melengkapi, baik kegiatan intra, kokurikuler, maupun ekstra kurikuler, maupun aspek budaya dan kebijakan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 1503 tahun 2025, tujuan implementasi KBC adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan lingkungan pendidikan yang harmonis, inklusif, dan humanis.
2. Membentuk generasi yang memiliki karakter kuat dan akhlak mulia.
3. Menanamkan nilai-nilai kasih sayang, empati, dan kepedulian sejak dini.
4. Menyiapkan peserta didik untuk menjadi pribadi yang damai, terbuka, dan menghargai perbedaan.
Lima nilai utama berbasis cinta adalah sebagai berikut:
1. Cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan utama dalam semua aspek pembelajaran;
2. Cinta kepada Diri dan Sesama melalui penguatan keterampilan sosial dan emosional (SEL) untuk membangun hubungan yang sehat dan resiliensi;
3. Cinta kepada Ilmu Pengetahuan dengan membuka wawasan dan mendorong rasa ingin tahu yang mendalam mengenai pengetahuan yang dapat menerangi kehidupan manusia;
4. Cinta kepada Lingkungan dengan mengembangkan kesadaran bahwa manusia adalah bagian dari alam yang harus dijaga bersama (ekoteologi);
5. Cinta kepada tanah air, bangsa dan Negara dengan membangun rasa cinta dan kebanggaan sebagai warga negara Indonesia.


























