Jakarta – Kementerian LHK menyadari pentingnya komunikasi publik untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat, dan sinerginya dengan media/jurnalis terkait berbagai hal berkaitan dengan pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, Kementerian LHK menyampaikan apresiasi atas kinerja jurnalistik para jurnalis media massa yang telah menjadi salah satu bagian penting dalam mendukung kerja-kerja lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) KLHK Agus Justianto, mewakili Menteri LHK, saat membuka Konferensi Nasional Jurnalis Lingkungan Hidup (KNJLH) Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia/The Society of Indonesian Environmental Journalist (SIEJ) di Depok, Kamis (19/1).
“Jurnalis lingkungan memainkan peran penting dalam menyampaikan informasi yang aktual dan valid, sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peran aktif mereka dalam penyelamatan lingkungan,” ujar Agus.
Pada kesempatan tersebut, Agus juga menyampaikan beberapa perspektif dalam agenda iklim. Pertama-tama, Agus mengingatkan bahwa kita sekarang tidak hanya mengejar ambisi, tetapi juga implementasi, termasuk bentuk dukungan untuk negara-negara berkembang.
“Kita semua harus menjadi bagian dari solusi. Bersama-sama, kita harus mencegah kenaikan suhu global agar tidak melebihi 1,5 derajat Celcius. Setiap negara harus berkontribusi sesuai dengan kapasitas masing-masing, dengan semangat berbagi beban (burden sharing) bukan mengalihkan beban (burden shifting),” ungkapnya.
Dalam hal ini, Indonesia terus berupaya untuk memimpin dengan memberi contoh (lead by example). Beberapa waktu yang lalu, Indonesia telah menyampaikan Peningkatan Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (Enhanced NDC), yang berisi peningkatan target penurunan emisi Indonesia. Hal itu sejalan dengan visi Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Peningkatan tersebut juga sejalan dengan kemajuan signifikan dari kebijakan KLHK, termasuk pencapaian FOLU Net Sink 2030 dan pengembangan ekonomi hijau. Komitmen FOLU Net Sink 2030 ini penting, nyata, dan konkrit, mencakup berbagai kegiatan, kebijakan, dan antisipasi berbagai persoalan, partisipasi semua pihak, di dalam semua agenda kehutanan seperti karhutla, deforestasi, gambut, konservasi, dan biodiversity.
“Untuk itu, pelibatan seluruh pihak menjadi signifikan di dalam optimalisasi aksi mitigasi FOLU Net Sink 2030 ini. Inilah saatnya bagi kita semua untuk melakukan aksi nyata dalam pengendalian perubahan iklim, anda semua bisa menjadi bagian dan pembuat sejarah dalam gerakan ini,” kata Agus.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal SIEJ Joni Aswira, menyampaikan esensi utama dari KNJLH Tahun 2023 yaitu merefleksikan kembali kerja-kerja jurnalistik, semangat dan misi jurnalisme anggota SIEJ. Hal ini penting karena tantangan kedepan yang dihadapi akan semakin beragam. Problem lingkungan sangat kompleks, sementara atensi maupun isunya sendiri di media belum sepenuhnya menjadi arus utama.
“Kita tidak akan lelah untuk mengkampanyekan isu ini, bagaimana kedepan diantara semua agenda yang ada, problem lingkungan tidak terabaikan, dan kita berharap kelak bagaimana isu lingkungan ini seperti sumber daya alam, perubahan iklim, polusi dan sebagainya itu sama pentingnya ketika kita meliput peristiwa politik, dll.
Joni menilai perjuangan jurnalis lingkungan di Indonesia masih sangat panjang. Oleh karena itu, dia bersama SIEJ akan terus memperkuat kapasitas, dan pengetahuan tentang berbagai hal terkait isu lingkungan. Untuk itulah SIEJ juga harus selalu hadir untuk menjembatani jurnalis di seluruh Indonesia, konsisten mengawal isu-isu lingkungan.
Tim Redaksi