SEKATOJAMBI.COM, KOTA JAMBI –Dinas Kesehatan Kota Jambi ingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Sepanjang tahun 2024, Dinkes Kota Jambi mencatat terdapat lebih dari 600 kasus DBD di Kota Jambi.
Angka ini melonjak dua kali lipat dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencatat 312 kasus, meski kematian akibat DBD menurun dari 7 kasus pada 2023 menjadi 1 kasus pada 2024.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Jambi, dr. Rini Kartika, menyebut salah satu penyebab utama lonjakan ini adalah rendahnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
“Kami rutin melakukan investigasi jika ada kasus DBD. Salah satu temuan kami adalah banyaknya jentik nyamuk di lingkungan sekitar, terutama di ban bekas yang terendam air hujan. Hampir semua ban bekas tersebut mengandung jentik nyamuk,” jelasnya.
Ia menambahkan, lingkungan yang kurang terawat memberikan tempat berkembang biak bagi nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama DBD.
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk memerhatikan barang-barang bekas yang dapat menampung air, seperti ban, ember, atau wadah lainnya.
“Jika barang-barang itu tidak digunakan, sebaiknya ditanam atau dihilangkan agar tidak menjadi sarang nyamuk,” tegasnya.
Selain mengedukasi masyarakat melalui media, Dinkes juga aktif melakukan pengasapan (fogging) di wilayah yang rawan penyebaran DBD. Namun, dr. Rini menekankan bahwa fogging hanya efektif sebagai langkah darurat dan tidak dapat menggantikan PSN secara mandiri.
“Fogging dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan lingkungan untuk mencegah penyebaran penyakit. Namun, pencegahan jangka panjang tetap membutuhkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan,” ungkapnya.
Lonjakan kasus DBD ini menjadi peringatan serius bagi warga Kota Jambi untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan.