Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi menggelar kegiatan Ngopi (Ngobrol Pendidikan Islam) bersama anggota Komisi VIII DPR RI Dapil Jambi, Drs. H. Hasan Basri Agus (HBA), Jumat (24/10/2025).
Kegiatan ini dihadiri pula Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam (PAPKIS) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jambi, H. Amiruddin, M.Pd.I., yang turut menjadi narasumber dengan materi “Transformasi dan Inovasi Manajemen Pesantren.”
Acara yang diikuti 150 peserta ini terdiri dari pimpinan pondok pesantren Kabupaten Muaro Jambi dan Kota Jambi, pegawai Kemenag Muaro Jambi, serta perwakilan Bidang PAPKIS dan Sekretariat Jenderal Kanwil Kemenag Provinsi Jambi, menjadi ruang dialog terbuka untuk membahas arah, tantangan, dan masa depan pendidikan Islam di Indonesia.
Dalam paparannya, HBA menjelaskan bahwa diskusi bertajuk “Ngobrol Tentang Pendidikan Islam” merupakan bagian dari serangkaian pertemuan yang telah ia lakukan bersama berbagai pihak.
“Sudah beberapa kali kami melakukan kunjungan dan pertemuan untuk membahas isu-isu pendidikan Islam, serta telah diadakan pertemuan juga dengan para penyuluh dan pemangku kepentingan lainnya,” ungkap HBA.
Dalam sesi diskusi, sejumlah persoalan utama turut mengemuka, mulai dari kesejahteraan guru swasta, dukungan infrastruktur dan pendanaan, hingga tantangan sosial akibat pengaruh media digital terhadap karakter anak-anak.
HBA menyoroti perubahan hubungan antara guru dan murid yang kini mulai memudar rasa hormatnya, disebabkan oleh perkembangan sosial yang cepat.
Ia juga menyinggung konflik regulasi antara Undang-Undang Perlindungan Guru dan Dosen dengan Undang-Undang Perlindungan Anak, yang kerap membuat guru kesulitan dalam menerapkan disiplin di lingkungan sekolah.
Berbagai ide dan solusi pun disampaikan dalam forum ini. HBA menekankan pentingnya kemandirian ekonomi pesantren agar lembaga pendidikan Islam mampu bertahan dan berkembang tanpa ketergantungan penuh pada bantuan eksternal.
Selain itu, ia juga mengusulkan pembentukan Dana Abadi Pendidikan Islam sebagai upaya keberlanjutan pendanaan jangka panjang.
“Pesantren jangan hanya menjadi tempat belajar agama, tetapi juga harus menjadi pusat pemberdayaan ekonomi. Santri harus dibekali kemampuan hidup yang mandiri,” ujar HBA.
Dalam kesempatan tersebut, HBA juga menyampaikan komitmennya sebagai anggota Komisi VIII DPR RI yang membidangi urusan agama, haji, sosial, zakat, dan pemberdayaan perempuan untuk terus mendorong dan mendukung kemajuan pesantren-pesantren di Indonesia, khususnya di Jambi.
“Kami siap memperjuangkan aspirasi dari pesantren yang baru berkembang agar mereka bisa tumbuh menjadi lembaga pendidikan Islam yang mandiri, berkarakter, dan berdaya saing,” tegasnya.
Kegiatan Ngopi ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan diskusi terbuka, di mana para peserta menyampaikan langsung aspirasi serta kendala yang mereka hadapi dalam pengelolaan lembaga pendidikan Islam.
Forum ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam memperkuat sinergi antara dunia pendidikan Islam, pemerintah, dan legislatif untuk mewujudkan sistem pendidikan yang berkarakter, berkeadilan, dan berkelanjutan.


























