SEKATOJAMBI.COM, KOTA JAMBI – Seorang pria bernama Agus Naval Fadilah menjadi korban pengeroyokan di sebuah kamar hotel di Kecamatan Pasar, Kota Jambi, Sabtu (19/4/2025), sekitar pukul 06.30 WIB.
Kapolsek Pasar, AKP Marwi, mengatakan korban datang ke hotel usai memesan seorang wanita melalui aplikasi MiChat.
Sesampainya di kamar nomor 105, korban tiba-tiba dikejutkan oleh aksi wanita yang pura-pura menjerit.
“Tidak lama setelah itu, dua orang pria yang tidak dikenal korban datang dan langsung menganiaya korban. Mereka memukul bagian wajah dan bibir korban berulang kali, serta mencekiknya hingga korban mengalami sesak napas dan luka robek di bibir,” ujarnya, Sabtu (28/6/2025).
Kedua tersangka dalam kasus ini telah diamankan oleh Polsek Pasar. Keduanya adalah Abdi Rinaldi (18), warga Lorong Jait, Kelurahan Lebak Bandung, Kecamatan Jelutung, dan Johnny Alfon Sitorang (18), anak dari Benson Sitorang, warga Perumnas Alur Duri, Kelurahan Kenali, Kecamatan Telanaipura.
“Setelah menerima laporan pada 22 Mei lalu, kami langsung tindak lanjuti. Korban juga sudah divisum, dan hasilnya menunjukkan luka memar dan robek di bagian bibir,” jelasnya.
AKP Marwi menambahkan, para pelaku dijerat dengan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan, dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara.
Ia juga menyebutkan bahwa korban tidak mengenal para pelaku sebelumnya. Berdasarkan informasi yang dihimpun pihak kepolisian, modus seperti ini diduga kerap terjadi di beberapa hotel di wilayah Jambi.
“Memang dari informasi yang kami terima, praktik seperti ini sering terjadi. Para pelaku diduga berperan seperti penjaga atau bodyguard dari wanita-wanita yang ditawarkan lewat aplikasi. Namun laporan resmi yang masuk ke kami baru satu ini,” ujarnya.
Salah satu pelaku mengaku bahwa aksi tersebut berkaitan dengan praktik yang sudah sering mereka lakukan.
Dalam pemeriksaan, pelaku mengungkapkan bahwa biasanya ada “kesepakatan” antara wanita yang dipesan melalui aplikasi dan pria-pria yang disebut sebagai “jago” atau penjaga.
“Biasanya dikasih dulu Bang, buat jago dia. Ya sekitar Rp150 ribu,” kata pelaku.
Pelaku mengaku bahwa mereka tidak selalu berada di lokasi. Namun, ketika wanita yang bersangkutan sedang menerima tamu, mereka kadang berada di sekitar kamar dan mengecek situasi.
“Kalau ceweknya ada tamu, kadang kita ngecek aja, Bang. Kalau enggak ada tamu ya enggak juga,” ujarnya.
Saat ditanya apakah mereka memang berperan sebagai bodyguard, pelaku menolak. Ia menyebut kehadirannya di lokasi hanya kebetulan.
“Enggak juga Bang, kemarin itu lagi di situ aja, Bang. Ke kamar, rokok. Tapi kadang-kadang aja ngecek kalau ada tamu,” ucapnya.