SEKATOJAMBI.COM, TANJABTIM – Memasuki puncak musim kemarau, suhu di wilayah Kabupaten Tanjabtim telah mencapai 38°C. Sesuai data rekonsiliasi dari BNPB, potensi bahaya utama yang mengancam saat ini adalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Menyikapi kondisi ini, Pemerintah Kabupaten Tanjabtim melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bergerak cepat dengan menetapkan status siaga darurat karhutla.
BPBD Tanjabtim telah membentuk sejumlah posko siaga, yakni Posko Induk di Kantor BPBD serta Posko Lapangan di Kecamatan Mendahara Ulu, Dendang, Berbak, dan Sadu. Posko-posko ini menjadi pusat koordinasi dan pengawasan wilayah rawan kebakaran.
“Patroli rutin telah kami mulai sejak 10 Juli dan akan berlangsung selama 20 hari ke depan. Tim terdiri dari tiga personel BPBD yang menggunakan motor dengan perlengkapan pemadam lengkap, dan didampingi oleh unsur TNI dan Polri,” ungkap Plt. Kalaksa BPBD Tanjabtim, Indra S. Gunawan.
Selain karhutla, masyarakat juga diimbau untuk lebih waspada terhadap potensi kebakaran permukiman, terutama yang berkaitan dengan aliran listrik selama musim kemarau berlangsung.
Hingga pertengahan Juli, tercatat satu kejadian karhutla di Kecamatan Geragai pada bulan Juni lalu, dengan luas lahan terbakar sekitar dua hektar milik warga. Sementara pada Minggu (20/7) malam, kebakaran juga terjadi di wilayah Londrang, Kabupaten Muaro Jambi.
Meski belum menjalar ke wilayah Tanjabtim, BPBD telah menyiagakan tim di perbatasan untuk mengantisipasi pergerakan api. Informasi terakhir menyebutkan, petugas di Muaro Jambi telah melakukan proses pendinginan.
Langkah pencegahan juga dilakukan lebih awal oleh BPBD dengan melakukan pengecekan kesiapan regu damkar di sejumlah perusahaan perkebunan. Pemeriksaan ini melibatkan unsur TNI, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perizinan, serta Damkar Kecamatan.
“Hasilnya cukup baik. Seluruh perusahaan memiliki regu damkar, menara pantau, peralatan lengkap, serta ketersediaan air yang aman. Mereka juga telah menyiapkan alat berat dan bertanggung jawab melakukan pemadaman dalam radius 5 kilometer dari lokasi mereka,” jelas Indra.
BPBD juga mengandalkan peran aktif Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk membantu penanganan awal jika terjadi kebakaran di wilayah desa masing-masing.
“Dengan kesiapan ini, diharapkan potensi karhutla di Tanjabtim dapat dicegah dan ditanggulangi secara cepat dan tepat guna melindungi lingkungan serta keselamatan warga,” harapnya.