SEKATOJAMBI.COM, JAMBI – Musim kemarau telah tiba, satu dampak kemarau yang terlihat jelas secara kasat mata adalah debit Sungai Batanghari mengering.
Kondisi Sungai Batanghari yang surut ini kemudian menimbulkan pemandangan baru yaitu sampah yang menjelma.
Pinggir Sungai Batanghari sepanjang mata memandang dipenuhi tumpukan sampah plastik yang tersebar merata di pinggirannya.
Pantauan dari gedung WTC Batanghari Jambi kemarin, terlihat air Sungai Batanghari susut cukup dalam. Diperkirakan bisa mencapai 7 hingga 10 meteran.
Sementara itu aktivitas di sungai terpanjang di Sumatera ini terus berjalan seperti hari biasanya. Terlihat perahu ketek tetap lalu lalang membawa penumpang di dermaga belakang Angso Duo.
Terlihat juga pembawa perahu sedikit kesulitan menepi menjemput penumpang, karena pinggir sungai begitu banyak sebaran sampah-sampah sampah.
Begitu pula dengan perahu ukuran agak lebih besar, terlihat mereka memilih parkir di tengah sungai karena sudah tak bisa lagi ke pinggiran akibat pendangkalan yang signifikan.
Lantas bagaimana dengan tongkang batu bara apakah menghilang juga? Informasi dari salah satu pegawai toko di WTC Batanghari, Rina, katanya memang aktivitas tongkang batu bara sedikit berkurang sejak Sungai Batanghari mendangkal.
Biasanya saat siang atau sore tongkang batu bara cukup padat lalu lalang di bawah Jembatan Gentala Arasy hendak ke Pelabuhan Talang Dulu. “Tapi saya masih ada lihat tongkang melintas tapi isinya tak banyak, dan ukuran tongkangnya tak begitu besar nian,” lanjutnya.
Sungai yang dangkal diduga jadi penyebab tongkang-tongkang tertentu terutama yang ukuran besar dan kapasitas muatan banyak, tidak lagi bisa berlayar membawa hasil tambang ke pelabuhan karena Sungai Batanghari mengalami pendangkalan yang cukup signifikan.(*)