SEKATOJAMBI.COM, KOTA JAMBI – Suasana malam di sejumlah wilayah Kota Jambi dan sekitarnya belakangan ini diwarnai keresahan warga akibat meningkatnya aksi kenakalan remaja. Tawuran antar pelajar dan kelompok pemuda yang membawa senjata tajam menjadi pemandangan yang kian sering muncul di berbagai titik, menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran mendalam di tengah masyarakat.
Banyak warga kini memilih untuk tidak keluar rumah selepas magrib, terutama di kawasan yang rawan menjadi arena bentrokan. Fenomena ini menandai kondisi sosial yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak, terutama aparat keamanan dan pemerintah daerah.
Merespons kondisi tersebut, Wali Kota Jambi meluncurkan program tegas dalam memberantas geng motor yang dinilai menjadi biang keresahan publik. Upaya ini pun disambut positif oleh masyarakat, termasuk warga Jerambah Bolong, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, yang turut merasakan dampaknya secara langsung.
Adi Syahputra, salah satu warga Jerambah Bolong, menyatakan dukungannya terhadap langkah pemerintah kota dalam menindak tegas aksi geng motor. Menurutnya, kebijakan ini sudah sangat tepat mengingat aksi para remaja bermotor tersebut telah merambah hingga ke wilayah perbatasan kabupaten.
“Kami mendukung penuh program tersebut, karena warga kami sendiri di Jerambah Bolong ikut terdampak dari aksi geng motor ini,” ujar Adi saat ditemui, Jumat (1/11).
Adi mengungkapkan, belum lama ini salah satu warga di lingkungannya menjadi korban serangan kelompok geng motor. Korban yang tidak mengetahui bahwa rekannya merupakan bagian dari geng tersebut, tiba-tiba diserang oleh kelompok lain saat berboncengan.
“Saya harap aparat penegak hukum bisa memberikan hukuman yang tegas agar mereka jera. Jangan karena masih di bawah umur lalu hanya diminta membuat perjanjian dan minta maaf,” tegasnya.
Ia menilai bahwa pemberian sanksi ringan justru membuat para pelaku tidak kapok dan bisa kembali mengulangi perbuatannya. Karena itu, menurut Adi, perlu adanya sinergi antara aparat kepolisian, pemerintah daerah, dan tokoh masyarakat dalam membangun kesadaran serta pengawasan terhadap anak muda di lingkungan masing-masing.
Meningkatnya kasus kenakalan remaja di Jambi, terutama yang melibatkan geng motor, telah menimbulkan dampak sosial yang luas. Tidak hanya mengancam keselamatan warga, tetapi juga mencoreng citra daerah yang selama ini dikenal aman dan kondusif.
Pemerintah Kota Jambi sebelumnya telah menegaskan komitmennya untuk menindak tegas setiap pelaku aksi kekerasan jalanan, tanpa pandang bulu. Program pemberantasan geng motor ini mencakup patroli gabungan, razia kendaraan malam hari, serta pendekatan edukatif kepada pelajar dan orang tua melalui sekolah dan lembaga masyarakat.
Bagi warga Jerambah Bolong, kebijakan ini menjadi angin segar setelah sekian lama dihantui rasa cemas setiap kali mendengar suara knalpot bising atau konvoi remaja di malam hari. Mereka berharap, dengan langkah cepat pemerintah dan dukungan penuh masyarakat, Kota Jambi bisa kembali menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua warganya.
“Kami ingin hidup tenang, tanpa takut anak-anak muda ini membuat onar di jalan. Semoga aparat dan pemerintah bisa terus konsisten,” tutup Adi dengan nada penuh harap.
Langkah Wali Kota Jambi dalam menertibkan geng motor kini menjadi sorotan positif masyarakat. Di tengah meningkatnya kekhawatiran publik atas aksi kekerasan jalanan, dukungan warga seperti dari Jerambah Bolong menjadi bukti nyata bahwa keamanan bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga hasil kolaborasi antara rakyat dan penguasa dalam menjaga ketertiban bersama.


























