SEKATOJAMBI.COM, TANJAB BARAT – Kronologi kejadian pemerkosaan 3 orang anak oleh ayah kandung di Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjung Jabung (Tanjab) Barat terungkap.
Sebelumnya diberitakan tersangka bernama M Lumban Gaol (51) nekat melakukan aksi bejatnya berkali-kali terhadap 3 anak kandungnya.
Saat ini, tersangka telah ditahan oleh Subdit IV Renakta Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jambi.
Dari interogasi polisi, pengakuan tersangka itu sendiri pertama kali melakukan aksi kejinya diantara sejak tahun 2021-2022 kepada anaknya yang pertama.
“Iya, sejak antara tahun 2021 kalau tidak tahun 2022. Itu yang saya ingatkan, saya lakukan kepada anak pertama. Itu yang pertama kali,” kata tersangka.
Sementara, anak kedua dilakukan sejak tahun 2023 dan anak ketiga pada tahun 2022.
“Melakukan hal itu karena ketidaksengajaan. Saya menyesal sekali telah melakukan ini,” ucapnya.
Tersangka melakukan aksi kejinya kepada anak pertama yaitu dipinggir jalan di kawasan Tebing Tinggi, Medan, Sumatera Utara (Sumut).
“Sedangkan anak yang kedua dan ketiga saya lakukan dipinggir jalan Simpang Renah Mendaluh,” katanya.
Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jambi AKBP Kristian Adi Wibawa mengatakan, saat itu sedang kumpul keluarga. Namun, terjadilah keributan atau cekcok antara anak kedua berinisial M dan ayahnya atau tersangka.
Mendengar keributan itu, ibunya kemudian bertanya kepada anaknya “Apa yang pernah dilakukan oleh bapak?”. Lantas, anaknya ini pun bercerita kepada ibunya.
“Setelah anaknya ini bercerita dan dibukalah semua, ibunya langsung menghubungi keluarganya yang lain dan tersangka berhasil diamankan lalu diserahkan kepada polisi,” jelasnya.
AKBP Kristian Adi Wibawa tersangka melakukan hal tersebut karena untuk memenuhi hawa nafsunya.
“Karena, yang bersangkutan hasratnya itu tinggi. Sehingga, melakukan perbuatan itu kepada anak-anaknya,” ujarnya.
Lebih lanjut, selama ini anak-anak itu atau para korban hanya memendam karena mendapatkan ancaman oleh ayahnya “Jangan kau bilang sama mama mu, nanti mama mu akan saya bunuh”
“Dari dasar itulah, anak-anak atau korban merasa ketakutan. Sehingga tidak menceritakan hal tersebut,” terangnya.