SEKATOJAMBI.COM, JAMBI – Sulthon Manha Dinullah, remaja laki-laki kelas 12 Sekolah Menengah Kejujuran (SMK) di Kota Jambi, hingga kini masih terbaring lemah di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi.

Sulthon mengalami luka berat di kepala hingga harus dioperasi akibat dilempar geng motor pakai batu.

Sulung dari tujuh bersaudara itu masih koma di RSUD Raden Mattaher dan belum sadarkan diri.

Ayah korban, Beni menceritakan saat kejadian pada Senin (14/1/2025) malam, putranya bersama seorang temannya hendak keluar untuk mengambil satai yang sudah dipesan.

Dalam perjalanan, Sulthon dan temannya diserang dan dilempar segerombolan orang menggunakan.

Beni mengatakan saat kejadian, teman putranya yang membawa motor sempat mengelak, sehingga batu tersebut mengenai kepala bagian atas putranya.

Warga yang melihat kejadian langsung menolong korban dan membawanya ke rumah sakit.

“Sulthon sekarang masih koma,” kata Beni.

Beni menceritakan anaknya selama ini tidak pernah tergabung dalam geng motor.

Ia mengatakan bahwa putranya tersebut hanya pamit untuk bertemu dengan teman-temannya.

“Mereka biasa memang kumpul-kumpul, main game malam itu. Terus Sulthon mau ambil satai, karena banyak dia pergi dengan temannya,” cerita Beni.

Ia tak pernah menduga bahwa kejadian malang tersebut akan menimpanya.

Saat ini, Beni dan istrinya setiap hari berada di rumah sakit untuk mendampingi putranya dan berharap Sulthon segera sadar.

Polisi Komitmen Berantas Geng Motor

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jambi, Kombes Pol Manang Soebeti, bergerak cepat menyelediki keberadaan pelaku geng motor yang melakukan penyerangan terhadap Sulthon dan temannya.

Setelah penyelidikan, akhirnya pada Kamis, (16/1/2025) kepolisian menangkap empat orang remaja laki-laki yang diduga melakukan pelemparan terhadap korban.

Manang mengatakan pihak kepolisian akan berkomitmen untuk memberantas geng motor di Kota Jambi.

“Setelah dua hari masuk ke Jambi, saya langsung mendapatkan informasi soal geng motor ini. Dan ini sangat meresahkan masyarakat. Saya langsung cari mereka,” ujarnya.

Jika kelompok tersebut tidak mau, maka Manang bilang kelompok itu akan berhadapan dengan dirinya.

Dia tidak akan menoleransi dan memaafkan kelompok tersebut.

“Ketika kalian kami tangkap dengan senjata tajam ataupun ada kejadian peristiwa yang terjadi, pasti kita proses sesuai dengan aturan yang berlaku,” ujar Pak Bray.

“Siapa pun hentikan kegiatan kalian, letakan senjata kalian ini semua. Kalau ada yang mau berkawan sama saya ketemu dengan saya ayok kita deklarasi kita berdamai kita mencari solusi. Kalau kita melakukan penangkapan kasihan juga massa depan mereka juga, kita cari solusi bagaimana menyelesaikan ke onaran yang ada di kota Jambi ini,” tambahnya.

Menurutnya, kelompok-kelompok itu melakukan aksinya untuk mencari popularitas, dari aku sosial media Instagram dan TikTok mereka mencari popularitas, followers dengan melakukan aksi yang menurut mereka adalah jagoan.

“Keliling-keliling kota membawa senjata tajam, kemudian menantang kelompok lain, membuat aliansi, bertemu untuk bertarung dan sebagainya. Ini sedang saya carikan solusi. Kalau mau popularitas, ayo kita buat kegiatan positif, misalnya bertarung di atas ring,” ungkapnya.

Jawaban Menohok Tersangka Pembuat Sulthon Koma

Empat orang remaja pelaku yang menyebabkan remaja bernama Sulthon Manha Dinullah mengalami koma karena lemparan batu di Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru akhirnya ditangkap polisi.

Satu di antara pelaku yang telah ditangkap tim gabungan Polsek Kotabaru dan Resmob Polda Jambi itu mengaku, masih banyak kelompok-kelompok yang terlibat tawuran dengan senjata tajam yang meresahkan masyarakat.

Selain itu, pengakuan lucu dari keluar dari lisan remaja tersebut. Dia mengaku ikut-ikutan dalam penyerangan karena mencari ketenangan diri.

“Masih banyak, Pak. Alasannya mau mencari ketenangan diri, Pak,” kata seorang remaja kepada polisi.

Polisi melontarkan tantangan kepada salah satu pelaku, apakah berani bertarung di atas ring atau di jalanan.

Seorang remaja pelaku menjawab berani bertarung di atas ring.

“Di atas ring, Pak, berani, Pak,” ujarnya kepada polisi.

Sejumlah remaja itu mengaku menyesal telah ikut-ikutan membuat keonaran.

Mereka juga tidak mau lagi mengulangi perbuatan tersebut.

Saat ini, para pelaku sedang menjalani proses hukum yang berjalan di kepolisian untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka yang mengakibatkan remaja lain terbaring koma di RSUD Raden Mattaher Jambi.