JAMBI – Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jambi Ismed Wijaya jelaskan beberapa kendala hingga di siang hari truk batu bara masih beroperasi.

Ismed sebut bahwa tim gabungan yang berada di lapangan hanya bertugas mulai pukul 15:00 WIB hingga 05:00 pagi.”Kalau di jam dinas kita tidak menanggung biaya personel, enggak boleh kan di jam dinas ditanggung,” kata Ismed belum lama ini.

Selanjutnya, pemberlakuan stiker atau nomor lambung kata dia belum terpasang pada semua truk batu bara. Ismed menyebutkan truk batu bara yang dipasangi sticker masih 8.474.

“Kita pending dulu, karena kita mau lihat dulu sejauh mana pelaksanaan stiker ini dalam kaitannya pembatasan kendaraan. Sekarang banyak transportir yang minta, kami bilang pending dulu karena stiker yang ada saja belum kita lihat pemanfaatan sepenuhnya,” ujar Ismed.

Namun, walaupun stiker belum sepenuhnya terpasang, kadishub mengklaim bahwa pihaknya sudah memutar balik banyak kendaraan yang tak bersticker. Kata dia, truk sticker tak diperbolehkan beroperasi meski dia akui masih ada yang tetap lewat di jalan nasional.

“Iya, enggak semua kita bisa menghabiskan kendaraan itu,” ujarnya.

Tak hanya itu, kantung parkir juga hingga saat ini belum selesai. Ismed menjelaskan kantung parkir di tembesi seluas 40 hektar masih terkendala karena hujan.

“Kondisinya masih ada perlambatan lah, belum bisa digunakan sampai sekarang, masih lembut. Saya enggak tahu pekerjaannya kenapa lambat,” ujarnya.

Dia pun menegaskan bahwa peran pemprov dalam kantung parkir tersebut hanya untuk mendorong karena pekerjaannya murni dikerjakam pihak swasta dan pemilik lahan.

Kadishub pun menanggapi soal truk batu bara yang masih terdapat beroperasi di siang hari. Dia memastikan pihaknya terus bekerja di lapangan, namun hanya bekerja di malam hari.

Hal itu menjadikan adanya truk batu bara  beroperasi di siang hari. Dia bahkan menyebut ada oknum sopir yang tak taat terhadap aturan selain itu terkendala dalam kantung parkir.

“Sebenarnya kami sudah banyak mengeluarkan regulasi dan surat, tapi kadang-kadang oknum dari sopir ini yang engga bisa patuh, berkali-kali kami kasih tahu lewat transportir dan lewat assosiasi sopir,” pungkasnya.