SEKATOJAMBI.COM, JAMBI – Sopir truk tangki Pertamina protes atas tuntutan dari PT Pertamina (Persero), Rabu (1/11/2023).

Aksi protes dari para sopir ini terjadi sejak Selasa malam hingga Rabu siang yang berlangsung di depan kantor PT Pertamina (Persero) terminal BBM Jambi di kawasan Kasang, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi.

Beberapa poin menjadi tuntutan para sopir tangki pertamina, diantaranya adanya wacana dari pihak manajemen merupakan kebijakan dari pertamina pusat, untuk memasang kamera cctv di setiap armada truk tangki.

Beberapa sopir menilai dengan pemasangan kamera tersebut seakan membatasi pergerakan para sopir, dan merasa bekerja dalam pengawasan serta persoalan lainnya.

Kemudian, pihak Sopir dan Perwakilan Pertamina Pusat dipertemukan bersama membahas persoalan tersebut.

Dalam pertemuan tersebut, para sopir menyampaikan keluhannya dan pihak pertamina mendengarkan juga memberikan solusi terkait keluhan tersebut.

GM Wilayah III Sumbagsel Muriansyah Riza mengatakan, tadi sudah kita dengarkan secara bersama sama dan mencari solusi yang terbaik.

“Tadi sudah saya jelaskan semua kepada mereka, terkait persoalan pemasangan cctv maupun persoalan lainnya yang juga disampaikan oleh mereka, semuanya kita beberkan secara transparan tanpa ada yang ditutup tutupi,” jelasnya.

Selain itu, para sopir turut menyampaikan keluhan terkait uang jalan, transportasi dan biaya pungutan lainnya.

“Untuk penghitungan itu semua kami meminta waktu untuk melakukan penghitungan terlebih dahulu, dan akan melakukan meeting internal terlebih dahulu,” jelasnya.

Terkait dengan adanya aksi ini bagaimana dengan kondisi pasokan minyak di SPBU SPBU penerima, menurut Riza kondisi tersebut tidak terlalu berdampak dan semua sudah bisa ditangani dan diantisipasi.

“Tadi juga para sopir sudah sepakat bahwa sore ini mereka akan kembali beroperasi melakukan pendistribusian BBM ke SPBU,” tandasnya.

Sementara itu para sopir sepertinya pasrah, dengan pemasangan cctv di armada mereka, mengingat hal tersebut merupakan kebijakan dari pusat yang harus dijalankan.

“Setuju atau tidak setuju pasti tetap dipasang kamera cctv itu karena kebijakan pusat, namun kami tetap meminta beberapa poin tadi terkait perhitungan pendapatan, uang jalan dan sebagainya dapat dibuka secara transparan dan diperbaiki lagi,” katanya.

“Terutama yang kami keluhkan sekarang Pak, persoalan pendapatan kami di jambi ini sedang tidak baik dan berharap diperbaiki,” tambahnya.

“Ininya kami ingin diperbaiki pendapatan kami ini lebih baik, seperti uang jalan kami seberapa, pendapatan kami sehari berapa, apakah per kilometer atau berapa. Selama 9 tahun menjadi sopir tidak mengetahui rincian pembukuan tersebut,” sambungnya.