SEKATOJAMBI.COM, MUARO JAMBI – Lubang tersebar di banyak titik dengan kedalaman beragam, sementara kendaraan yang melintas harus berkelak-kelok menghindarinya.

Itulah penampakan kondisi kerusakan Jalan Nes, Kelurahan Pijoan, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Sabtu (28/12/2024).

Warga Desa Simpang Sungai Duren, Kecamatan Jambi Luar Kota, mengeluhkan kondisi kerusakan dampak aktivitas kendaraan proyek Tol Seksi 4 Tempino-Pijoan.

Mereka harus menanggung dampak kerusakan jalan sejak beberapa bulan terakhir.

Kepala Desa Simpang Sungai Duren, Yusnadi, menuturkan masyarakat menjadi susah beraktivitas karena jalan rusak parah, ditambah debu akibat aktivitas kendaraan.

Sebelum proyek tol ada, jalan yang berstatus jalan provinsi itu masih layak dilalui.
Kini, kondisinya rusak parah karena intensitas mobil proyek tol bermuatan berat yang melintas sangat tinggi.

“Ini kan jalan provinsi, yang bisanya dilalui mobil kapasitas 8 ton. Sementara mobil proyek itu saya perkirakan mencapai 40 ton, sehingga jalan rusak parah,” kata Yusnadi, saat ditemui di kantornya, Jumat (27/12/2024).

Dia mengungkapkan banyak warga yang menyampaikan keluhan kepadanya.

Bahkan, beberapa rumah warga pun terdampak akibat kendaraan besar proyek tersebut.

“Ada sekitar 12 rumah yang mengalami retak di RT 04, karena aktivitas mobil proyek itu. Rumah-rumah itu berada di pinggir jalan,” ungkapnya.

“Selain itu, warga juga terdampak debu dan jalan rusak, berlubang apalagi musim hujan,” kata Yusnadi.

“Warga makan debu. Itulah,” lanjutnya.

Belum Direspons

Yusnadi mengatakan pihaknya telah berupaya berkoordinasi dengan pihak Hutama Karya Infrastruktur (HKI) sebagai pelaksana pembangunan proyek Tol Tempino-Pijoan.
Halaman selanjutnya

“Selain itu sudah ke anggota dewan kabupaten, provinsi dan DPR RI. Tapi di lapangan belum ada perubahan,” katanya.

Pantauan Tribun Jambi, jalan yang dilalui kendaraan proyek tol itu mengalami rusak parah. Selain banyak lubang jalan, ada juga keretakan akibat mobil bermuatan berat.

Di lokasi tersebut, warga menumpahkan keluhannya. Ada poster warna merah putih bertuliskan keluhan, bunyinya ‘Tolong Perhatikan Masyarakat”.

Di jalan yang mengalami rusak parah, terdapat pihak HKI yang sedang bekerja memperbaiki jalan menggunakan sebuah alat berat.

Yusnadi mengatakan dirinya telah menyampaikan keluhan warganya kepada anggota DPR RI, DPRD Provinsi Jambi dan DPRD Muaro Jambi.

Selain itu, Yusnadi juga menyampaikan persoalan tersebut kepada pihak pelaksana proyek.

“Tapi kita lihat di lapangan belum ada perubahan,” ucapnya.

HKI Membantah

Sementara itu, Humas Hutama Karya Infrastruktur (HKI), Fauzi, membantah rumah warga tersebut retak akibat mobilisasi angkutan proyek.

Fauzi mengatakan pihaknya telah mengecek secara langsung rumah warga yang disebut retak akibat proyek tol.

“Itu sudah terkonfirmasi, itu kan dari Pak Muksin dan Pak Asnadi. Kita jumpai ke sana. Itu di depan SPB, jadi retak itu diakibatkan retak fibro SPB, bukan karena mobil muatan,” katanya.

Fauzi mengatakan pihaknya berkomitmen dan selalu menginstuksikan jajarannya untuk selalu responsif terhadap penanganan kerusakan yang diakibatkan armada menuju proyek tol.

“26 Desember HKi kembali menyisir dan memulai kembali perbaikan Jalan Nes yang mengalami kerusakan, kemudian pemasangan rambu, dan alat berat dan beberapa material untuk perbaikan jalan,” katanya.

HKI Mengakui Tak Kantongi Izin Penggunaan Jalan Provinsi

Pihak Hutama Karya Infrastruktur (HKI), pelaksana pembangunan Tol Seksi 4 Tempino-Pijoan. mengakui tak mengantongi izin penggunaan jalan provinsi di Jalan Nes, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi.

Kini, jalan tersebut mengalami kerusakan parah akibat mobilisasi angkutan material proyek tol.

Humas dan Bagian Umum HKI, Fauzi, mengakui tak ada pengurusan izin penggunaan jalan tersebut kepada Pemprov Jambi.

“Kalau untuk perizinan, kita belum. Cuma kan secara pembangunan, kita membangun proyek strategis nasional. Kedua, dari pihak gubernur juga sering datang ke sini, baik dari staf ahli, bahkan kita disuruh percepatan agar bisa digunakan lebaran walaupun satu sisi,” kata Fauzi saat dikonfirmasi Jumat (27/12/2024).

Untuk itu, menurut Fauzi, pekerjaan yang mereka lakukan adalah proyek pemerintah dan dia mengeklaim Pemprov Jambi mendukung penuh pelaksaan proyek tersebut.

“Satu sisi juga dari pihak gubernur mendukung dan itu satu-satunya akses jalan kita,” ungkapnya.

Pihaknya juga mengatakan HKI tetap berkomitmen untuk perbaikan jalan yang mengalami kerusakan akibat pembangunan proyek tol tersebut.

“Kami terus berkomitmen untuk melakukan perbaikan, tapi kita upayakan akses di dalam kalau nanti exit toll sudah di-clearing,” pungkasnya.

Pasang Pohon Pisang

Beberapa hari lalu, Rabu (25/12) pagi, warga RT 17, Desa Leban Karas, Kelurahan Pijoan, Kabupaten Muaro Jambi, menanam pohon pisang di tengah Jalan Nes yang berlubang. Itu merupakan bentuk protes warga.

Muji, warga RT 17, mengatakan pemasangan pohon pisang itu agar pengemudi lebih pelan berkendara di sana.

Akibat lubang-lubang besar di Jalan Nes, kerap terjadi kecelakaan.

“Ini inisiatif dari masyarakat, karena malam pasti ada kecelakaan,” ujarnya kepada Tribun.

Selain karena kerusakan jalan, kecelakaan juga terjadi akibat minimnya pencahayaan di sana.

Muji berharap pemerintah dapat memberikan solusi atas persoalan tersebut.