Sekatojambi.com – Sastrawan dan penyair Indonesia, Joko Pinurbo, meninggal dunia di Yogyakarta, Sabtu 27 April 2024. Kabar duka bagi dunia sastra Tanah Air, Minggu (28/04/24)
Siapa yang tidak kenal Joko Pinurbo? Dia penyair yang lekat dengan sindiran, Karya-karya hebatnya telah menginspirasi banyak orang di tanah air dan bahkan belahan dunia.
Terkenal dengan karya-karya puisi yang khas dan memiliki warna tersendiri dalam dunia puisi Tanah Air, berikut sepenggal jejak perjalanan Joko Pinurbo, begitu dia akrab dipanggil Jokpin.
Sejak kecil Joko Pinurbo sudah memiliki kegemaran dalam menulis. Pada tahun 1974, Jokpin lulus dari sekolah SD Mardi Yuana Warung Kiara, Sukabumi kemudian meneruskan pendidikannya di SMP Sanjaya Babadan, Sleman dan lulus pada tahun 1976.
Sejak SMA kecintaannya terhadap puisi semakin tinggi. Jokpin menyelesaikan pendidikan terakhirnya di IKIP Sanata Darma Yogyakarta pada tahun 1987, kemudian menjadi staf pengajar di almamaternya.
Sejak tahun 1979, Joko Pinurbo sudah tertarik dengan sajak-sajak atau puisi yang dibuat oleh para sastrawan terkenal Indonesia. Namun uniknya selama 20 tahun mengamati puisi, selama itu pula belum ada satu pun puisi yang dibuatnya.
Di tahun 1999, Joko Pinurbo akhirnya berhasil menulis puisi dan membukukannya dengan tema “Celana”. Ini menjadi gebrakan baru yang sebelumnya tema ini belum pernah digunakan sama sekali oleh penulis lain.
Ini menjadi awal Joko Pinurbo dalam menerbitkan lebih banyak karya puisi yang melegenda di Indonesia.
Karya-karya Joko Pinurbo
– Celana (1999)
– Trouser Doll merupakan terjemahan karyanya berjudul Celana dalam Bahasa Inggris (2002)
– Telepon Genggam (2003)
– Kekasihku (2004)
– Pacar Senja – Seratus Puisi Pilihan (2005)
– Di Bawah Kibaran Sarung (2001)
– Pacar Kecilku (2002)
– Kepada Cium (2007)
– Celana Pacar Kecilku di Bawah Kibaran Sarung (2007)
– Haduh, Aku di-Follow (2013)
– Surat Kopi (2014)
– Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu (2016)
– Selamat Menunaikan Ibadah Puisi (2016)`
Dalam puisinya, Joko Pinurbo memadukan unsur humor, narasi, dan ironi. Dia juga pandai dalam menggunakan dan mengolah citraan yang mengacu pada peristiwa sehari-hari.
Puisinya dikenal memiliki bahasa yang cair namun panjang. Kata-kata yang diciptakan juga sangat menarik, membuat puisi karyanya dapat diterima dan dinikmati oleh para pecinta sastra di Indonesia.
Tak hanya itu, Joko Pinurbo juga aktif dalam menulis esai pada beberapa majalah dan surat kabar. Beberapa diantaranya, yaitu Kompas, Horizon, Suara Pembaharuan, dan masih banyak yang lainnya.
Perihal prestasi, Joko Pinurbo telah meraih banyak sekali penghargaan. Penghargaan yang diraihnya berhubungan dengan karya yang pernah dibuatnya.
Puisi karya Joko Pinurbo dengan judul “Di Bawah Kibaran Sarung (2011)” dan “Pacar Kecilku (2012)” berhasil mendapatkan Khatulistiwa Literary Award.
Dia juga sering diundang dalam acara pembacaan puisi internasional, diantaranya yaitu Poetry Festival Winternachten Transnational (2001) di Inggris, Festival of Arts Winternachten (2002) di Belanda, serta Indonesian Poetry Forum (2012) di Jerman.
Joko Purbo turut serta mendapatkan undangan dalam acara Festival puisi Internasional – Indonesia 2002 di Solo, Jawa Tengah.
Sederet prestasi dan penghargaan pernah diraihnya, tak cukup sampai di situ. Jokpin juga pernah mendapatkan penghargaan bergengsi SEA Write Award pada tahun 2014.
Sri Sultan Hamengku Buwono X juga pernah memberikan penghargaan berupa Anugerah Kebudayaan sebagai pelestari seni kepada Joko Pinurbo.(BR)
Tim Redaksi