JAKARTA — Terminal Integrated Bahan Bakar Minyak atau BBM milik PT Pertamina (Persero) di Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) malam, terbakar. Akibat insiden itu, 17 orang meninggal dan sedikitnya 50 orang terluka. Belum diketahui penyebab kebakaran.
Kebakaran mulai terjadi sekitar pukul 20.20. Kebakaran merembet ke permukiman padat penduduk di sekitarnya dengan radius sekitar 1 kilometer.
Warga mendengar dua kali ledakan saat kejadian. ”Ledakan pertama dan kedua berjarak sekitar 15 menit.
Ledakan pertama lebih besar,” kata Saini, warga Rukun Tetangga (RT) 007 Rukun Warga (RW) 001, Kelurahan Rawabadak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, yang rumahnya berjarak sekitar 150 meter dari rumah terakhir yang terbakar.
Lurah Rawabadak Selatan Suhaina mengatakan, ada lima RW yang sangat dekat dengan lokasi Terminal Integrated BBM Pertamina, yakni RW 001, 008, 009, 010, dan 011. Evakuasi warga dilakukan dengan melibatkan petugas pemadam, anggota TNI-Polri, dan Satuan Polisi Pamong Praja.
Dua RW paling terdampak, yaitu RW 009 dan RW 001.
”Awalnya kami mencium bau bensin. Baunya sangat menyengat. Lantas, pukul 19.30 kami mengevakuasi warga. Namun, ada beberapa yang kesulitan untuk dievakuasi, terutama warga lansia, karena jalanan dipenuhi warga yang berdesak-desakan,” kata Abdus, Ketua RW 009.
Sekitar 250 petugas dan 55 mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi. Areal yang terbakar diperkirakan mencapai 1,5 hektar. Upaya pemadaman terkendala sumber air, akses jalan yang terbatas, kerumunan warga, dan situasi gelap di lokasi.
Pendataan korban hingga pukul 23.25, sebanyak 17 orang meninggal, dua di antaranya anak-anak, telah dievakuasi. Sebanyak 50 orang yang terluka dirawat di beberapa rumah sakit, antara lain di RS Pelabuhan, RS Tugu, RS Mulyasari, RS Koja, RS Firdaus, dan RS Yarsi.
Kepala Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Gidion Arif Setyawan menyatakan, penyebab kebakaran masih belum diketahui. Petugas masih fokus pada upaya pemadaman dan evakuasi korban.
Tim Redaksi