SEKATOJAMBI.COM, KERINCI – Empat wisatawan dari Bungo yang mendengar auman harimau di Danau Kaco, Kerinci, langsung gemetaran.

Peristiwa akhir Desember 2024 ini hampir serupa peristiwa Maret 2011.

Bedanya, suara auman harimau kemain tak hanya didengar wisawatan. Beberapa jurnalis dari Kota Jambi dan anggota Basarnas yang tengah melintas, pun mendengar jelas.

Akhirnya, orang-orang yang mendengar suara harimau di alam terbuka itu bergegas, buru-buru meninggalkan lokasi.

Auman harimau itu membuat heboh suasana akhir tahun di Gunung Kerinci.

Mereka mendengar suara yang diduga harimau, saat berada di antara pos 2 dan 3 pendakian.

Meskipun suara tersebut belum dapat dipastikan berasal dari harimau, keempatnya meninggalkan lokasi dalam kondisi pucat dan terburu-buru.

“Mereka pulang malam dan sampai di pintu rimba sekitar pukul 21.00 WIB.

Mereka terlihat sangat ketakutan dan langsung pergi tanpa banyak bicara,” jelas Hamka, Penjaga Pintu dan Pengelola Danau Kaco, Kabupaten Kerinci.

Hamka menambahkan kejadian serupa dialami empat jurnalis dari Kota Jambi dan seorang anggota Basarnas.

Jurnalis bernama Dayat menceritakan, saat itu mendengar suara serupa di jalur pos 2 menuju pos 1.

Saat itu, mereka dalam perjalanan pulang, menjelang magrib.

“Saat itu sudah gelap, kami mendengar suara seperti harimau di sebelah kanan jalur, dekat sungai,” ungkap Dayat.

Pascaperistiwa itu, wisata alam Danau Kaco di Lempur, Kabupaten Kerinci, yang berada dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), ditutup sementara oleh pengelola.

Penutupan dilakukan sejak Senin (30/12/2024) pukul 11.00 WIB.

DIduga keberadaan satwa liar yang terlalu dekat dengan jalur tracking.

Hamka, penjaga pintu dan pengelola Danau Kaco, mengungkapkan penutupan dilakukan setelah ada laporan dari pengunjung yang mengaku mendengar suara satwa liar, diduga Harimau sumatera.

Mereka mendengar auman harimau saat berada di jalur menuju pintu rimba.

“Penutupan dilakukan karena terdeteksi keberadaan satwa liar terlalu dekat dengan area publik.

Untuk sementara, lokasi ditutup hingga tim khusus masuk ke area pada 2 Januari mendatang,” ujar Hamka.

Penutupan ini dilakukan untuk memastikan keamanan pengunjung.

Tim khusus akan segera melakukan penelusuran dan pemantauan lokasi untuk memastikan tidak ada ancaman dari satwa liar di sekitar Danau Kaco.

Pungunjung objek wisata Danau Kaco, diaadang oleh Harimau sumatera, saat dalam perjalanan menuju objek wisata tersebut.

Lokasinya di kawasan Kecamatan Gunung Raya, tepatnya dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Pengunjung bernama Heri, menuturkan rombongan yang berjumlah delapan orang, tiba-tiba diadang seekor Harimau sumatera.

Harimau itu menutup jalur lintasan.

“Ya, saat dalam perjalanan menuju Danau Kaco, tepatnya sekitar satu jam dari lokasi danau, tiba-tiba seekor Harimau sSumatera dewasa mengadang perjalanan kami,” ujar Heri kepada Tribun Jambi.

Peristiwa tersebut sekitar pukul 16.30, saat ia dan teman-temannya hampir sampai di lokasi Danau Kaco.

“Sebelumnya hal seperti ini tidak pernah terjadi, apalagi saat itu kami juga ditemani oleh dua orang pemandu lokal,” katanya.

Jika dilihat dari jejak kakinya, ukuran harimau yang menghadang perjalanan pengunjung memang sangat besar.

“Jaraknya hanya 15 meter dari rombongan, dan posisinya berada persis di tengah jalan,” katanya.

Meskipun demikian lanjutnya, ia bersama pengunjung lainnya, berniat terus melanjutkan perjalanan..

Hanya saja warga yang menjadi pemandu menahan dan melarang rombongan pengunjung meneruskan ke lokasi.

“Awalnya kami berniat akan bermalam di Danau Kaco, karena sejak awal kami sudah menyiapkan tenda.

Namun pemandu yang membawa kami melarangnya, sehingga perjalanan terpaksa kami batalkan,” jelas Heri.

Jambi memiliki taman nasional terbesar di Sumatera.

Taman Nasional Kerinci Seblat ini selain memiliki kekayaan flora dan fauna, juga terdapat surga yang tersembunyi, yakni Danau Kaco.

Danau ini layaknya mutiara yang tersembunyi di antara rerimbunan pohon-pohon di Taman Nasiona Kerinci Seblat.

Lokasi Danau Kaco di Dusun Baru Lempur, Gunung Raya, Kerinci, Kota Jambi.

Di balik keindahannya, Danau Kaco ini ternyata menyimpan cerita yang tragis dan menyedihkan.

Para pemuda yang ingin menikahi sang putri pun menitipkan bebatuan mulia kepada ayah sang putri bernama Raja Gagak.

Akan tetapi keserakahan justru membuat Raja Gagak malah melukai putrinya sendiri.

Setelah itu, Sang Putri yang berparas jelita ini dibenamkan dalam danau beserta harta pinangannya tersebut.

Kisah Sang Putri akhirnya berakhir tragis dan menyedihkan.

Meskipun hanya sebuah mitos yang berkembang di masyarakat, namun legenda tersebut berhasil menarik para wisatawan.

Sehingga mitos tersebut dipercaya oleh warga setempat yang menjadi alasan mengapa Danau Kaco dapat bercahaya pada malam bulan purnama.

Banyak wisatawan yang tertarik untuk menginap dipinggir Danau Kaco.

Mereka rela menginap di sana demi menyaksikan secara langsung keindahan cahaya dari Danau Kaco.

Bagi yang ingin berkemah di pinggir danau harus membawa perlengkapan, peralatan, dan perbekalan sendiri.

Karena letak Danau Kaco berada di tengah Taman Nasional, sehingga membuatnya minim fasilitas.

Disarankan untuk menggunakan guide agar tidak tersesat saat menuju Danau Kaco.