JAMBI – Salah satu Pengamat Jambi, Nasroel Yasir khawatir Gubernur Jambi, Al Haris hanya ‘dininabobokkan’ oleh perusahaan yang mau bangun jalan khusus batu bara di Jambi.

Hal ini, lantaran terkait pembangunan jalan khusus batu bara di Jambi itu belum juga selesai. Sebagaimana diketahui, ada tiga perusahaan di Jambi yang akan membangun jalan khusus batu bara.

Namun, saat ini lanjut Nasroel Yasir,  ketiga perusahaan batu bara di Jambi itu masih berkutat di pembebasan lahan saja.

“Saya khawatir Gubernur hanya dininabobokkan dengan janji-jani manis oleh ketiga perusahaan batu bara untuk membuat jalan khusus,” katanya.

Nasroel Yasir menganggap, bahwa pembebasan lahan adalah taktik semata, guna meredam keluh kesah publik terhadap angkutan batu bara.

“Nyatanya hingga detik ini hanya berkutat seputar laporan masih terkendala dengan pembebasan lahan. Taktik ini hanya sebatas meredam keluh kesah publik, atas carut marut lalin yang dialamatkan kepada Gubernur,” ujarnya.

“Saya yakin hingga akhir 2024 jalan khusus angkutan batu bara hanya sebatas narasi tanpa ujung,” tandasnya.

Sementara, sebelumnya diberitakan bahwa jalan khusus angkutan batu bara, yang dibangun oleh tiga perusahaan, saat ini masih belum dimulai konstruksinya.

Ketiganya, masih memproses pembebasan lahan yang akan dilalui jalan itu.

Kepala Biro Ekonomi Ekonomi Setda Provinsi Jambi, Johansyah menyebutkan, masing-masing perusahaan sudah mulai melaksanakan komitmennya sebulan yang lalu.

Lanjut Johansyah, bahwa, pada bulan Desember 2023 mendatang, sudah selesai dibangun dan bisa dilewati angkutan batu bara.

Tiga perusahaan itu, lanjut Johansyah, yakni PT Putra Bulian, PT Inti Tirta, dan PT Sinar Anugerah Sukses (SAS), sudah melaporkan progress yang telah terealisasi.

Untuk PT Putra Bulian, katanya, pembebasan lahan sudah mencapai 90 persen. Menurut Johansyah, April kemungkinan konstruksi baru bisa dimulai.

“Saat ini, mereka tengah melakukan land clearing, dan sudah 30 persen dari Dusun Mudo sampai Sungai Gelam. April, sudah bisa mulai konstruksi,” katanya.

Kemudian untuk PT Inti Mitra, dari Mandiangin ke Tenam, progress pembebasan lahannya sudah mencapai 40 persen. “Saat ini mereka sedang bangun jembatan, land clearing juga sudah mulai,” katanya.

Selanjutnya, untuk PT SAS, disebutkan Johansyah, sudah mulai pembebasan lahan. Namun, ada beberapa titik yang bersinggungan dengan lahan perusahaan lain.

 

“Soal kapan mulai konstruksinya, belum dilaporkan. Itu dari Sarolangun ke Mendalo Laut,” katanya. Pada intinya, lanjut Johansyah, sesuai dengan kesepatakan dan komitmen yang telah disepakati, yang jelas bulan Desember sudah harus siap.

Namun, kalau nanti ada kendala ketika konstruksi sedang berjalan, maka akan dilihat seperti apa kendalanya. “Jalan khusus ini, adalah upaya paling efektif untuk menyelesaikan masalah,” katanya.

Ditanyakan mengenai kendala yang dihadapi perusahaan ketika pembebasan lahan, disebutkannya adalah masalah harga.

Ada nego-nego yang harus dilakukan dengan pemilik lahan, hingga mencapai kesepakatan.

“Makanya kami minta, perusahaan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, seperti apa standard harga untuk ganti untung lahan itu,” tandasnya.

Memang, selama belum ada jalan khusus batu bara di Jambi, seluruh angkutan batu bara terus saja melewati jalan nasional.

Akibatnya, jalan nasional ini berulang kali mengalami kerusakan. Berkali-kali diperbaiki, jalan nasional tetap saja rusak.

Polda Jambi melalui Direktorat Darurat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jambi, bahkan harus turun tangan untuk membuat keputusan.

Baru-baru ini, Polda Jambi menghentikan aktivitas angkutan batu bara di Jambi. Ini gara-gara jalan yang dilalui angkutan batu bara ini kembali rusak.

Kepolisian khawatir, jika ini dibiarkan maka akan terjadi penumpukan dan menimbulkan kemacetan stagnan.

Untuk itu, diambil keputusan penghentian aktivitas angkutan batu bara, hingga jalan selesai diperbaiki.