JAMBI – Angkutan batubara masih terus menjadi persoalan yang hingga kini belum terselesaikan di Provinsi Jambi, meski sudah ada kebijakan dan berbagai langkah di ambil oleh Pemprov, namun hingga kini belum membuahkan hasil.

Persoalan kemacetan menjadi persoalan utama yang kini dirasakan oleh masyarakat, bahkan ini menimbulkan berbagai gesekan di lapangan yang meluapkan kekesalan kepada sopir angkutan batubara.

Hal ini pula yang terjadi pada Jumat (19/5/2023) di jalan Lintas Sumatera tepatnya di Pal 11 Desa Pondok Meja, Kabupaten Muaro Jambi.

Selama ini memang, angkutan batubara lebih sering melanggar jam operasional dimana harusnya melakukan perjalanan dari pukul 21.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB.

Kejadian pada Jumat terjadi sekira pukul 19.00 WIB.

Dauz, warga sekitar saat dikonfirmasi menyebut bahwa terjadi percekcokan antara sejumlah pedagang dengan sopir angkutan batubara.

Para pedagang yang berjualan seperti nasi padang, pecel lele kesal lantaran batubara yang kerap parkir dibahu jalan tepat didepan warung-warung jualan mereka

“Yang marah itu warga sini, ada pedagang pecel lele, nasi padang dan yang jualan lainnya. Kronologis kejadian itu saat magrib itu mobil BB sudah mulai keluar. Kadang parkir di bahu jalan depan tempat jualannya,”ungkapnya

“Ini kan otomatis konsumen tidak mau ke tempatnya karena parkiran mau masuk tertutup. Jadi mereka marah mengusir sopir suruh cari tempat kantong parkir yang disediakan,” tambahnya.

Lebih lanjut disampaikan oleh Dauz bahwa dengan kondisi angkutan batubara yang kerap parkir di tempat jualan pedagang, memberikan dampak menurunnya omzet pedagang.

Disisi lain, Dauz yang tinggal di daerah tersebut, juga mengungkapkan bahwa gesekan-gesekan di lapangan bukan hanya sekali dua kali.

“Pernah warga sini karena sudah resahnya mencoret kaca mobil pakai cat semprot ke kaca mobil batubara yang parkir sembarangan,”katanya.

“Kalau sopir mobil pribadi ada juga pernah ribut sama sopir truk bb. Karena truk bb yang ambil jalan di sebelah kanan, sementara itu yang membuat macet jalan,”terangnya.

Sementara itu, dengan polemik angkutan batubara ini, Dauz berharap jalan khusus untuk di percepat dan diminta agar tindak tegas angkutan batubara yang parkir sembarangan dari sore.

“Kempesin atau gmna itu saja tindak tegasnya. Sama jika sudah jam 05.00 wib alangkah baiknya mobil BB suruh cari tempat parkir. Jangan di suruh jalan. Agar tidak macet saat pagi nya,”pungkasnya.