SEKATOJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi sejak Jumat (17/01/2025) membuat Jalan Lintas Timur di KM 121 terendam air setinggi 75 cm.

Akibatnya membuat kendaraan kecil terpaksa dialihkan ke jalur alternatif melalui jalan perkampungan.

Kapolsek Merlung, AKP Agung Heru Wibowo, mengatakan genangan ini dipicu oleh luapan Sungai Pengabuan yang tidak mampu menampung debit air.

“Kami mengalihkan kendaraan kecil ke jalan alternatif yang dipandu oleh personel Polsek,” ujarnya, Minggu (19/01/2025).

Langkah ini diambil agar arus lalu lintas tidak lumpuh total.

Meski demikian, tidak semua pengendara merasa nyaman melewati jalan perkampungan karena akses yang lebih sempit dan kurang familiar.

Di sisi lain, kendaraan besar memilih berhenti hingga banjir surut karena ketinggian air terlalu berisiko.

Selain di Jalan Lintas Timur, genangan air juga melanda jalur Merlung-Simpang Niam di Desa Lubuk Terap, Kecamatan Merlung.

Ketinggian air bahkan mencapai satu meter sehingga kendaraan roda dua dan roda empat tidak dapat melintas.

“Intensitas hujan yang tinggi sejak Jumat hingga Sabtu sore menyebabkan kondisi ini. Namun biasanya air akan surut dalam beberapa jam jika hujan berhenti,” tambah AKP Agung.

Warga berharap pemerintah daerah segera mencari solusi permanen untuk mencegah banjir tahunan ini, seperti normalisasi Sungai Pengabuan dan perbaikan sistem drainase di kawasan tersebut.

Sebelumnya diberitakan, banjir di Jalan Lintas Timur KM 121, Kecamatan Merlung, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) menyebabkan kemacetan total.

Polisi dari Polsek Merlung turun tangan untuk mengatur arus lalu lintas yang terganggu akibat genangan air setinggi 75 cm.

AKP Agung Heru Wibowo, Kapolsek Merlung menjelaskan bahwa banjir ini disebabkan oleh Sungai Pengabuan yang meluap.

Meluapnya itu karena tidak mampu menampung debit air setelah hujan deras melanda sejak Jumat (17/1/2025).

“Hari ini masih banjir di Jl. Lintas Timur Km. 121 depan Mako Polsek Merlung dan Jalan Lintas Merlung – Simpang Niam,” ujarnya pada Minggu (19/1/2025).

Akibat genangan air, kendaraan kecil seperti roda dua dan roda empat dialihkan ke jalan alternatif melalui kawasan perkampungan.

“Hanya kendaraan dengan roda tinggi yang berani melewati genangan ini,” jelasnya.

Kemacetan parah juga terjadi karena banyak kendaraan besar yang memilih berhenti daripada mengambil risiko melintas.

Kondisi lebih parah terjadi di Jalan Lintas Merlung menuju Simpang Niam, Kabupaten Tebo, di mana debit air mencapai 1 meter.

AKP Agung menegaskan bahwa banjir ini merupakan siklus tahunan akibat curah hujan tinggi.

“Banjir ini biasanya surut dalam beberapa jam jika hujan tidak berlanjut,” ujarnya.