Bandar Lampung – Kepala Pusat Pelatihan SDM Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP) Kementerian Perdagangan Sugih Rahmansyah mendorong pelaku usaha di Lampung dapat mempersiapkan perencanaan menembus pasar global.
(3/3/23)
Menurutnya, penting bagi pelaku usaha
untuk menggali lebih banyak informasi dan pengetahuan dari praktisi ekspor.
Demikian ditegaskan Sugih dalam lokakarya (workshop) bertajuk “Peningkatan Daya Saing UKM Lampung untuk Menembus Pasar Global” yang digelar di Swiss-Belhotel Bandar Lampung,
Lampung, kemarin, Kamis (2/3).
Lokakarya tersebut adalah kegiatan tambahan (side event) dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan yang digelar di Bandar Lampung, 1—2 Maret 2023.
“Kementerian Perdagangan terus mendorong pelaku usaha untuk menembus pasar ekspor dengan kolaborasi serta sinergi program dan fasilitasi pembinaan bagi para UKM antara pemerintah pusat
dan daerah. Salah satunya menghadirkan pelaku usaha untuk berbagi kisah perjalanan dan kesuksesannya menembus pasar global,” jelas Sugih.
Seperti pada tahun ini di wilayah Lampung, lanjut Sugih, Kementerian Perdagangan juga menyelenggarakan Export Coaching Program (program pendampingan ekspor) untuk 30 pelaku UKM Lampung.
Kegiatan tambahan lain yaitu lokakarya bertajuk “Kemitraan Pemasaran UMKM Dengan Ritel Modern dan Marketplace” yang menghadirkan klinik konsultasi usaha toko atau warung dengan pemasok dan perbankan asesmen kurasi produk UMKM, pemaparan produk melalui platform
lokapasar (marketplace), dan pendampingan onboarding UMKM pada platform Shopee.
Salah satu narasumber dalam lokakarya tersebut ialah M. Andriza Syarifudin, CEO PT Nusa Berdaya Indonesia asal Bali yang memproduksi dan memasarkan sabun berbahan rumput laut bermerek Noesa Soap. Ia juga praktisi ekspor dan fasilitator ekspor (PPEJP) Kementerian Perdagangan.
Dalam paparannya yang berjudul “Success Story Ekspor dan Mengenal Bisnis Ekspor”,
Andriza mengatakan, langkah pertama dalam mencari buyer dilakukan dengan melakukan riset pasar. Riset pasar dapat dilakukan dari rumah menggunakan berbagai instrumen pencarian data secara daring.
“Setelah data buyer terkumpul, maka diperlukan tindak lanjut korespondensi,” kata Andriza. Selain itu, para pelaku usaha dapat melakukan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat) untuk membandingkan kelebihan, kelemahan, peluang, dan hambatan yang muncul untuk
komoditas yang diekspor dan negara tujuan ekspor.
Anda bisa memilih sejumlah negara tujuan
ekspor yang potensial, lalu dibandingkan.
Andriza melanjutkan, para pelaku UKM meriset neraca perdagangan. Maksudnya, harus membandingkan neraca perdagangan terkait ekspor dan impor dari negara potensial yang telah dipilih. “Ini penting sekali untuk para pelaku usaha mengetahui negara mana yang cocok untuk mengekspor produknya,” ungkap Andriza.
Pertimbangan dalam memilih negara tujuan ekspor ini harus dilakukan dengan riset yang cermat, imbuh Andriza, untuk menghindari kerugian yang mungkin timbul akibat ketidaksesuaian dari strategi ekspor.
Ketika sudah tahu barang apa yang akan di ekspor, perlu dilakukan riset dan kajian pasar. Maksudnya, pelaku UKM perlu mencari tahu komoditas ekspor tersebut cocoknya diekspor ke negara mana. Di negara mana produk tersebut dibutuhkan atau dapat terjual laris, itulah yang
harus digali melalui riset pasar.
Tim Redaksi