Menarik untuk disimak, kisah inspiratif ini datang dari pelosok negeri, yakni Desa Malapari Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. Di sana telah lahir putra kebanggaan masyarakat yang sudah meraih gelar Doktor dengan predikat Cumlaude. Berikut Kisahnya

Dr. Iwan Aprianto, M.Pd merupakan putra daerah Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi ia dilahirkan di Desa Malapari Kecamatan Muara Bulian pada 05 Januari 1989. Putra dari pasangan suami istri Bapak Burhan dan Ibu Kholijah ini lebih akrab di sapa Pak Iwan ditempat ia berkerja di Institut Agama Islam Nusantara Batanghari.

Pak Iwan tidaklah terlahir dari latar belakang orang tua yang memiliki pendidikan tinggi, orangtua beliau lulusan dari SR (Sekolah Rakyat) atau setara dengan tingkatan SD (Sekolah Dasar) dimasa sekarang, beliau juga tidak pula terlahir dari keluarga yang memiliki ekonomi yang lebih. Namun keterbatasan ekonomi yang ia miliki tidak membuat beliau menyerah begitu saja dalam melanjutkan pendidikan. Beliau merupakan sebagai orang yang gigih dalam berjuang.

Kepada media ini Iwan bercerita dirinya menyelesaikan pendidikan mulai dari SD (Sekolah Dasar) hingga Madrasah Aliyah Nurul Falah di Desa Malapari. Kemudian beliau melanjutkan pendidikan ke IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi selesai pada tahun 2012 silam.

Perjuangan dalam menempuh pendidikanpun diakuinya tidaklah muda, dalam kesibukan beliau sebagai mahasiswa demi memenuhi kebutuhan hidup, beliau memutuskan untuk kerja sambilan sebagai Marbot Masjid, mengajar di MI (Madrasah Ibtidaiyah) saat sore, dan mengajar mengaji secara privat di malam harinya.

“Lebih kurang selama tiga tahun saya menjadi Marbot Masjid, hal tersebut didasari karena kebutuhan saat menjalankan pendidikan, sementara penghasilan orang tua tidaklah seberapa,”ujar Iwan dengan mata yang berkaca-kaca.

Kecintaan Iwan pada dunia pendidikan, membuat dirinya tidak hanya terhenti pada strata satu (S.1) ia akhirnya melanjutkan pendidikan strata dua (S.2) ke UNJA (Universitas Jambi). Ditengah kesibukannya dalam menempuh pendidikan strata dua (S.2) dirinya tidak lagi berkerja seperti sebelumnya. Dirinya harus ikut membantu orangtuanya berjualan sayuran dan juga ikut tmengambil daun ubi untuk di jual di pasar.

“Pada pagi harinya saya juga menyadap karet, untuk memenuhi kebutuhan pendidikan strata dua. Seiring dengan perjalanan waktu akhirnya saya bisa menyelesaikan pendidikan strata dua pada tahun 2014.”tuturnya.

Saat ini dirinya sudah menjadi Dosen Tetap di Institut Agama Islam Nusantara Batanghari atau lebih di kenal dengan IAI Nusantara Batanghari, pada tahun 2018 akhir beliau mengikuti seleksi Program Beasiswa Lima Ribu Doktor setelah mengikuti beberapa tahapan seleksi pak Iwan dinyatakan lulus sebagai penerima beasiswa lima ribu doktor yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia dengan melanjutkan studi strata tiga (S.3).

Pada Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Tepat pada tanggal 28 September 2021 Iwan Aprianto melaksanakan Ujian Sidang Terbuka atau promosi doktor dan di nyatakan lulus dengan predikat Cumlaude.

Sumber : jambiekspres.co.id