SEKATOJAMBI.COM, MERANGIN – Intensitas curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Kabupaten Merangin, Jambi telah menyebabkan sebagian besar wilayah di Kabupaten Merangin berpotensi rawan terjadinya bencana alam.

Sebelumnya bencana angin puting beliung yang diakibatkan oleh hujan deras disertai angin kencang telah menerjang sebagian besar rumah warga di Desa Rantau Limau Kapas Kecamatan Tiang Pumpung Kabupaten Merangin.

Kejadian bencana angin puting beliung itu, terjadi pada Sabtu (4/1/2025) sore, menyebabkan 44 rumah warga Desa Rantau Limau Kapas mengalami kerusakan akibat amukan angin puting beliung itu, sebanyak 6 rumah warga mengalami rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan sebanyak 38 rumah.

“Kejadian bencana angin puting beliung ini, terjadi sekitar pukul 17.30 Wib, kemarin hari sabtu (04/01), kejadian bencana itu kurang lebih terjadi selama 20 menit,” kata Kepala Desa Rantau Limau Kapas Zainuddin kepada Tribun Jambi.

Sementara Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Merangin M Sahiri, mengatakan bahwa Merangin memiliki potensi terjadinya bencana alam, dilihat dari letak geografis wilayah, diantaranya potensi bencana kebakaran dan bencana banjir dan longsor, dengan cakupan wilayah yang cukup luas terdiri dari 24 Kecamatan.

“Potensi bencana alam di Kabupaten Merangin, ada dua kategori potensi bencana, yaitu potensi bencana kebakaran dan potensi bencana banjir dan longsor, artinya untuk bencana kebakaran terjadi karena wilayah Merangin ini sebagian besar perkebunan dan hutan, untuk di Provinsi Jambi ini merupakan cakupan wilayah yang cukup luas, karena Merangin terdiri dari 24 Kecamatan,” kata M Sahiri.

“Untuk potensi banjir dan longsor, di wilayah Kabupaten Merangin ini wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) nya cukup banyak, ada sungai Tembesi, sungai Merangin, sungai Batang Masumai, sungai Nalo Tantan dan Sungai Tabir, artinya wilayah DAS ini sangat berpotensi untuk terjadinya bencana banjir,” tambah M Sahiri.

M Sahiri melanjutkan dengan curah hujan dengan intensitas cukup yang saat ini terjadi, wilayah Merangin dapat menimbulkan potensi bencana banjir.

“Untuk potensi rawan bencana longsor di Merangin, itu ada tiga wilayah, meliputi pertama, wilayah Muara Siau sampai dengan Jangkat karena wilayahnya perbukitan, kedua, wilayah Sungai Manau hingga perbatasan Kerinci, ini wilayah kontur tanahnya dilalui DAS dan termasuk juga wilayah perbukitan, ketiga, wilayah Tabir Barat, wilayah ini juga memiliki potensi rawan bencana karena termasuk wilayah perbukitan dan juga dilalui DAS,” ungkap M Sahiri.

M Sahiri menjelaskan untuk Tahun 2025 ini, bencana alam yang telah terjadi itu kemarin adanya bencana angin puting beliung yang terjadi di wilayah Desa Rantau Limau Kapas, sementara untuk Tahun 2024 lalu, di Kabupaten Merangin pernah terkena bencana alam banjir di sekitar sungai Merangin, sungai Batang Masumai, sungai Nalo Tantan, dan sungai Tabir.

“Bencana banjir yang terjadi di tahun 2024 yang lalu ini, sebelumnya sudah kami data di BPBD Merangin, waktu itu kami bersama Forkopimda langsung turun ke lapangan untuk mengatasi dampak bencana banjir tersebut,” tambahnya.

Data tersebut menjadi acuan BPBD Kabupaten Merangin untuk mengantisipasi potensi kerawanan bencana alam yang ada di Kabupaten Merangin, terangnya.

“Jumlah kasus bencana kebakaran dan banjir yang terjadi sepanjang tahun 2024 lalu di Kabupaten Merangin yang berhasil kita tanggulangi bersama Pemda Merangin, berdasarkan jumlah personil, sarana dan prasarana penunjang dan kondisi kejadian alam itu berjumlah sekitar 70-80 kasus bencana alam terdiri dari kebakaran, banjir, longsor, orang hanyut dan orang hilang di sungai,” jelas M Sahiri.

Antisipasi dari BPBD Kabupaten Merangin dalam menanggulangi terjadinya bencana alam di musim kemarau dan hujan.

“Kami mengambil langkah dengan melakukan rapat internal dengan jajaran BPBD Kabupaten Merangin berdasarkan surat dari BMKG Provinsi Jambi, dan surat edaran dari Pemerintah Provinsi Jambi, kemudian melakukan apel siaga dan langsung terjun ke lokasi dengan mengerahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Merangin untuk menanggulangi bencana alam tersebut,” tutup M Sahiri.