GPK Jambi : Pembatasan Jumlah Angkutan Batubara Adalah solusi kurangi kemacetan
SekatoJambi.com, Jambi – Kepadatan Arus lalu lintas di Jalan Lintas Sumatera Kabupaten Batang Hari kembali menjadi polemik masyarakat jambi. Meningkatnya jumlah volume kendaraan disebabkan adanya aktivitas truk pengangkut batu bara yang melintas.
Menurut pendapat di gerakan pemuda Kakbah provinsi Jambi Ade Mardhan mengatakan dalam waktu terdekat ini solusi konkrit untuk mengurangi kemcaten itu adalah pembatasan atau pengurang jumlah armada di setiap tambang menjelang pihak terkait menyelesaikan jalur khusus batu bara, kita tidak melarang mengeksplotasi, kita tidak melarang adanya tambang batu bara, tapi jangan sampai pertanian di kerinci ngirim tomat sampai ke jambi tomatnya sudah jadi jus karna macet Berjam-jam bahkan bisa sampai satu dua hari di perjalanan, nah ini akan banyak kerugian, bukan keutungan dengan adanya investasi tambang batu bara ini.
“Kami mendukung apapun bentuk investasi di provinsi jambi termasuk batu bara, sembari jalan khusus batu bara di buat , silakan mereka memakai jalan nasional, cuma jangan menggangu aktivitas masyarakat lain yang melewati jalan itu”, Ujarnya Ade Mardhan.
Angkutan batu bara yang semakin betambah mengakibatkan jalur lintas Kabupaten Batang Hari Jambi itu juga sering membuat warga Jambi mengeluh. Bahkan, pihak lalu lintas harus menjalankan tugas ekstra dalam mengatur lalu lintas.
Menambahkan Sekwil GPK tersebut Mengatakan Karna jalan Kita tidak ada pelebaran, ditambah lagi ada kerusakan dibeberapa titik, mobil batu bara tidak bisa masuk lobang, masuk lobang dia patah as, serombong atau terbalik otomatis mereka menghindar lobang, ketika lobangnya di tengah atau di badan jalan sehingga mereka akan memakan jalan, ini kan akan menjadi antrian.
“Nah hari ini Pemprov mempersempit jam operasional , pernah di kaji tidak berapa jam dari mulut tambang sampai stopel normalnya batu bara ini lewat. Kalo mereka tidak sampai dalam kurun waktu itu, otomatis mereka akan berada di jalan itu, apakah itu mengurai kemacetan tidak kan, justru itu penyebab kemacetan”, Tegasnya
Solusi yang kami tawarkan adalah hari ini boleh kita lihat berapo lebar jalan, berapa panjangnya dari mulut tambang sampai ke stopel, cobak dinas perhubungan kaji dengan dirlantas polda bisa terurai dak kemacetan rasanya Idak dengan jumlah armada yang hari ini keluar dari mulut tambang, cobak kita kasih jarak pertiga hari boleh angkut batu bara Senin setelah itu Rabu setelah itu Jumat dan itukan dengan sendirinya mengurangi tapi tetap di kontrol tambang ini kan terkadang sering nakal. Inilah yang kita hadapi fenomena beberapa bulan terakhir yang kita kasian misalnya ada yang sakit ambulance pas naas macet total bisa bisa belum sampai rumah sakit entah apa yang terjadi saudara kita di dalam ambulance tersebut.
Ayolah kita dari GPK mengajak stakeholder mari kita berfikir jernih semua kepentingan kita akomodir tanpa merugikan yang lain kita tidak melarang investasi , cuma ya orang investor perhatikan juga masyarakat umum. Pakai lah jalan, tapi jangan semena mena, berapo mau masuk mobil di terima ini dak boleh, pemrov dan stakeholder terkait harus tegas.
Solusi dari batu bara ini sampai dengan jalur khusus batu bara ini siap batasi armada, pembatasan ini jangan sekedar surat tempat kan orang orang di mulut tambang, setiap tambang berapo mengeluarkan mobil, sesuai kesepakatan di kaji , dinas perhubungan, ESDM, dirlantas polda kaji. Dengan poin poin yang sudah saya sampai kan tadi, hitung jarak tambang Sampai stopel, cobak tanya sama sopir berapa jam mereka sampai dengan stopel dijalan. jelasnya Ade Sekwil GPK Ade Mardhan.
Pantauan wartawan dilapangan terlihat juga kemacetan panjang juga bisa terjadi di akibatkan adanya kerusakan dari kendaraan truk batu bara.
Ade Mardhan mengucapkan terima kasih dan Apresiasi besar kepada dirlantas polda jambi atas kinerja selama ini mengatasi angkutan batu bara dan apresiasi kepada gubernur atas Jalaur batu bara dalam hal ini dalam proses pengerjaan, tapi hari ini kendalanya masih macet.
“Saya Ade Mardhan selaku sekretaris pimpinan wilayah gerakan pemuda Kakbah provinsi Jambi meminta kepada gubernur bersama stakeholder di kaji lagi jam operasional dan batasi jumlah armada angkutan batu bara yang keluar dari mulut tambang terutama yang tidak bernomor polisi Jambi dan menjadi pertimbangan sopir yang berdomisili dijambi membawa angkutan bernomor polis luar jambi” Tutupnya Sekwil GPK.
(*)
Tim Redaksi