SEKATOJAMBI.COM, SAROLANGUN – Sebagian anak-anak sekolah di Kecamatan Batang Asai, Sarolangun, masih harus berjuang untuk sampai ke sekolah. Misalnya anak-anak Sekolah Dasar (SD) dari Dusun Muaro Lepat, Desa Datuk Nan Duo, Kecamatan Batang Asai.

Setiap hari sekolah, mereka terpaksa naik perahu menyeberangi sungai Batang Asai agar sampai ke SDN 156 di Desa Padang Jering, Batang Asai. Ini mereka lakukan lantaran jembatan penghubung antara Dusun Muaro Lepat dengan Desa Padang Jering, belum dibangun.

Menanggapi hal itu pejabat Bupati Sarolangun Bachril Bakri menyebut akan diusulkan dalam proses perencanaan ke depan.

“Kita akan pelajari, bagaimana penanganannya, nanti PU lihat dulu” kata Bacril Bakri, Rabu (29/11/2023).

Ia juga mengatakan, terkait hal itu juga akan menjadi perhatian nya. Bahkan dirinya sudah minta kepala Dinas PUPR Sarolangun mempelajari dan menganalisa.

“Ya ini menjadi perhatian kita. Sudah saya minta Kadis PUPR untuk mempelajari dan menganalisanya,” ujarnya.

Sementara Kepala Dinas PUPR Sarolangun Arief Hamdani juga menyebut nanti akan dimasukkan dalam rencana kerja PUPR Sarolangun.

“Iya, ini jadi prioritas kita untuk jembatan itu,” tutupnya.

Dari berita sebelumnya, Syafi’i Masri, tokoh masyarakat Dusun Muaro Lepat saat dikonfirmasi mengatakan, dari zaman dahulu hingga sekarang indonesia sudah merdeka, Dusun Muaro Lepat belum tersentuh pembangunan jembatan oleh pemerintah.

Menurutnya, jembatan dari Dusun Muaro Lepat ke Desa Padang Jering, sangat diperlukan untuk aktivitas masyarakat hingga anak-anak sekolah.

“Apalagi di Muaro Lepat SD nya belum ada, dari zaman dahulu anak-anak disini sekolah nya di Desa Padang Jering, karena jarak tempuh nya lebih dekat dibandingkan ke Dusun Sendaran dan ke Desa Datuk Nan Duo mencapai 2 kilometer,” kata Syafi’i Masri, Selasa (28/11/2023).

Ia juga menyebut, besar harapannya, Pemerintah Kabupaten Sarolangun segera membangun jembatan penghubung untuk memudahkan anak-anak sekolah dalam mengeyam pendidikan dan aktivitas perekonomian masyarakat setempat.

“Selaku warga, kami memang sudah lama mendambakan jembatan penghubung ini. Kasian anak sekolah dan masyarakat kesulitan menyebrangi sungai setiap hari. Apalagi kondisi sungai Batang Asai sering banjir tidak bisa menyebrang dan terpaksa anak tidak bisa ke sekolah,” ujarnya.