Peringatan Hari Lahan Basah (World Wetlands Day/WWD) Tahun 2023 ditandai dengan pelaksanaan rangkaian kegiatan penanaman pohon, pelepasliaran satwa dan dialog yang dipusatkan di kawasan Taman Nasional Berbak Sembilang Jambi, pada Kamis (23/9).
Pohon yang ditanam yaitu jenis Shorea balangeran dan Cerbera manghas masing-masing 15 bibit. Sementara pelepasliaran satwa meliputi Ungko (Hylobates agilis 1 ekor), Siamang (Symphalangus syndactylus 1 ekor), Simpai (Presbytis melalophos 1 ekor), Kukang Sumatera (Nycticebus coucang 1 ekor), Jalak Kerbau (Acridotheres javanicus 20 ekor).
Melalui kegiatan ini, Direktur Bina Pengelolaan dan Pemulihan Ekosistem (BPEE) Ditjen KSDAE, Ammy Nurwati
menyampaikan bahwa lahan basah berpotensi sebagai gudang karbon yang
sangat besar.”Untuk itu mari kita semua terlibat dalam aksi nyata dalam upaya restorasi lahan basah di Indonesia,” katanya.
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki ekosistem lahan basah terluas di Asia, setelah China, dengan luas lahan basah sekitar 40,5 juta Ha, atau sekitar 20% dari luas kawasan Indonesia. Dengan luasan lahan basah yang besar ini, terkandung berbagai keanekaragaman hayati yang sangat penting dan bernilai. Hal ini sekaligus merupakan aset Indonesia yang penting bagi upaya pembangunan dan kesejahteraan manusia.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Tanjung Jabung Timur yang diwakili oleh Sapril, selaku Sekretaris Daerah menegaskan bahwa pihaknya akan turut berpartipasi menjaga lingkungan khususnya dari emisi karbon yang berasal dari lahan basah.”Kami berkomitmen untuk terus menjadi bagian dari paru – paru dunia serta terus bekerjasama dengan pihak terkait dalam upaya restorasi lahan basah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada khususnya,” katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Bobby Sandra, yang mewakili Kepala Balai Taman Nasional Berbak-Sembilang. Bobby mengatakan bahwa Taman Nasional Berbak Sembilang sebagai salah satu Situs Ramsar melalui kegiatan pemulihan ekosistem tahun 2023 seluas 215.54 ha diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangsih yang nyata dalam upaya konservasi lahan basah di Indonesia.
Pemilihan lokasi pelaksanaan acara ini melalui beberapa pertimbangan. Pertama, Taman Nasional Berbak merupakan Situs Ramsar yang ditetapkan pada tanggal 8 April 1992. Kemudian, Kabupaten Tanjung Jabung Timur bersama Kota Surabaya merupakan wilayah yang telah menerima anugerah sebagai wilayah yang peduli terhadap lahan basah dan telah terakreditasi oleh Sekretariat Konvensi Ramsar sebagai Wetland City Accreditation (WCA). Penghargaan tersebut diterima oleh Bupati Tanjung Jabung Timur dan Walikota Surabaya pada COP 14 di Jenewa Swiss pada 10 November 2022.
Peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (WWD) 2023 diselenggarakan oleh
Direktorat Bina Pengelolaan dan Pemulihan Ekosistem (BPPE), Ditjen KSDAE (selaku National Focal Point Ramsar Indonesia) bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Berbak Sembilang, Pemerintah Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, serta didukung oleh UPT lingkup KLHK dan pemerintah daerah setempat.
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day/ WWD) diperingati pada
tanggal 2 Februari setiap tahunnya sebagai wujud komitmen pemerintah Indonesia pada perjanjian internasional untuk melindungi lahan basah di seluruh dunia, atau lebih dikenal dengan Konvensi Ramsar. Tema global peringatan Hari Lahan Basah Sedunia tahun 2023 adalah “It’s time for wetland restoration”.
Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lahan basah, meningkatkan peran aktif
Pemerintah Daerah dan para pihak dalam bidang konservasi lahan basah, serta dapat merekomendasikan gagasan atau kebijakan-kebijakan baru untuk
perlindungan ekosistem lahan basah Indonesia yang lestari dan berkelanjutan.
Tim Redaksi