SEKATOJAMBI.COM, KOTA JAMBI – Belakangan ini warga menyoroti seringnya terjadi banjir di RT 11 Telanaipura, Kota Jambi.

Dikawasan tersebut, sering terjadi banjir jika hujan deras, sehingga membuat rumah warga terendam.

Menurut warga setempat, sejak adanya pembangunan Jambi Bisnis Center (JBC) yang diresmikan Gubernur Jambi Al Haris membuat kawasan permukiman rumah mereka itu kini jadi langganan banjir.

Untuk mengatasi banjir yang terjadi di kawasan Simpang IV Sipin Kota Jambi, Pemerintah Kota Jambi bersama manajemen Jambi Business Center (JBC) tengah merancang ulang desain kolam retensi di kawasan JBC.

Meski kolam retensi tersebut telah dibangun, Pemkot Jambi meminta agar konstruksinya diubah menjadi sistem beton (box) untuk meningkatkan kapasitas dan daya tahan kolam terhadap limpahan air.

Menanggapi hal ini, Direktur JBC Mario Liberty Siregar menyambut baik permintaan tersebut, namun pihaknya akan menunggu pengesahan revisi Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) terlebih dahulu sebelum memulai pengerjaan konstruksi baru.

“Kami akan laksanakan setelah perubahan Amdal atau desain baru disetujui atau disahkan. Tujuannya agar tidak ada perubahan lagi setelah dibangun,” ungkap Mario, Kamis (10/4/2025)

Mario juga membantah bahwa JBC menjadi satu-satunya penyebab banjir di kawasan tersebut. Ia menjelaskan bahwa dari sisi topografi, kawasan JBC merupakan titik muara dari berbagai aliran air, termasuk dari Tugu Juang, Mayang, hingga STM.

“Air datang dari mana-mana dan bermuara ke wilayah JBC. Tapi kenapa hanya JBC yang disalahkan? Padahal kami sudah membangun kolam retensinya,” katanya.

Ia menyebutkan bahwa desain baru yang tengah disusun akan memisahkan fungsi kolam retensi JBC dari drainase milik Pemerintah Kota Jambi.

Sistem baru ini dinamakan Channel Storage atau Long Storage, yang akan dilengkapi penyaring sampah dan pintu kontrol.

Ia mengatakan, jika kolam retensi memiliki Luas Areal Kawasan (Ao) sebesar 3567,08 m², Luas Kolam Retensi (Ak) sebesar 1474,87 m², dan Luas Kawasan Hijau (Ah) sebesar 2092,21 m².

“Kedalaman Kolam 2,50 meter. Memang saat ini dinding Kolam Retensi merupakan susunan Kayu Cerucuk 8-12 cm. Cerucuk disusun 2 lapis (depan dan belakang) secara rapat (10 batang/m). Itu yang minta diubah untuk dijadikan beton,” sebutnya

Dirinya berharap dengan perubahan desain kolam retensi ini mampu menjadi solusi jangka panjang bagi persoalan banjir yang kerap terjadi di sekitar kawasan JBC, sekaligus memperkuat kolaborasi antara pihak swasta dan pemerintah dalam pembangunan yang berkelanjutan.